Kategori: Makanan Tradisional

Kue Perut Punai: Camilan Manis Unik Warisan Budaya Bengkulu

Resep Kue Perut Punai khas Bengkulu - Food Fimela.com

Apa Itu Kue Perut Punai?

Kalau kamu pernah main ke Bengkulu, pasti pernah denger nama kue ini: Kue Perut Punai https://wisatatpikota.id/ . Camilan manis yang satu ini udah jadi bagian dari tradisi turun-temurun masyarakat sana. Bentuknya unik, rasanya manis pas, dan teksturnya lembut tapi juga sedikit kenyal.

Kue ini bukan cuma sekadar jajanan biasa, tapi punya cerita dan nilai budaya yang bikin dia jadi ikon kuliner Bengkulu. Biasanya kue ini disajikan di acara-acara adat atau saat ada tamu penting, sebagai simbol keramahan dan kebersamaan.


Asal Usul Nama “Perut Punai”

Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa namanya “Perut Punai”? Jadi, punai adalah burung kecil yang sering dijumpai di hutan-hutan Bengkulu. Bentuk kue ini katanya mirip dengan perut burung punai yang membulat dan agak berlipat.

Selain itu, nama ini juga mengingatkan orang pada keunikan bentuk dan rasa kue yang sederhana tapi penuh makna. Jadi, kue ini seperti lambang kecil dari budaya dan kehidupan masyarakat Bengkulu yang erat dengan alam sekitar.


Bahan dan Cara Membuatnya

Kue ini terbuat dari bahan-bahan yang sederhana dan alami. Umumnya pakai tepung beras, gula merah, dan kelapa parut. Kadang ada yang menambahkan daun pandan biar aromanya makin harum.

Cara pembuatannya juga cukup unik: adonan dicetak dalam cetakan khusus lalu dikukus sampai matang. Teksturnya lembut dan agak kenyal karena perpaduan tepung beras dan gula merah yang meleleh.

Buat kamu yang suka masak, kue ini bisa dibuat di rumah sebagai camilan manis yang sehat dan alami. Gak pakai bahan pengawet atau bahan kimia, jadi aman buat keluarga.


Kue Perut Punai di Acara Tradisional

Kue ini bukan hanya camilan harian, tapi juga punya peran penting di acara adat. Misalnya saat pernikahan, khitanan, atau acara keagamaan di Bengkulu. Biasanya kue ini disiapkan bersama aneka jajanan tradisional lain sebagai simbol rasa syukur dan kebersamaan.

Keunikan kue ini juga bikin suasana jadi lebih hangat dan penuh keakraban. Orang Bengkulu percaya bahwa berbagi kue ini artinya menjaga tradisi dan menyambung tali persaudaraan.


Rasanya, Gimana Sih?

Kalau soal rasa, kue Perut Punai itu manisnya pas, tidak terlalu over. Aroma gula merah yang khas berpadu dengan wangi kelapa dan pandan bikin kue ini jadi camilan yang nggak bikin cepat bosan.

Teksturnya lembut dan agak kenyal, jadi asik buat digigit sambil ngobrol santai. Cocok banget buat teman minum teh atau kopi sore hari. Kamu yang pertama kali coba pasti bakal ingat terus rasa manis alami dan aroma yang khas ini.


Kenapa Kue Perut Punai Penting untuk Dilestarikan?

Di era modern sekarang, banyak camilan modern yang lebih gampang didapat dan praktis. Sayangnya, hal ini bikin kue tradisional seperti Perut Punai jadi jarang ditemukan, apalagi di luar Bengkulu.

Padahal, kue ini punya nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Melestarikan kue Perut Punai artinya juga menjaga warisan leluhur dan menguatkan identitas lokal Bengkulu. Selain itu, kue ini juga bisa jadi daya tarik wisata kuliner bagi orang luar yang ingin mengenal kekayaan budaya Indonesia.


Cara Menikmati Kue Perut Punai

Kue ini paling nikmat dimakan dalam keadaan hangat atau suhu ruang. Biasanya, masyarakat Bengkulu menikmatinya bersama secangkir teh hangat atau kopi, apalagi di sore hari saat cuaca mulai adem.

Kalau kamu pengen coba, bisa cari di pasar tradisional Bengkulu atau di acara budaya setempat. Kalau kamu suka masak, resepnya juga banyak tersebar, jadi bisa bikin sendiri di rumah.


Kesimpulan: Warisan Manis yang Nggak Boleh Hilang

Kue Perut Punai adalah bukti nyata bahwa kuliner tradisional Indonesia itu kaya dan beragam. Selain rasanya yang enak, kue ini juga punya nilai budaya yang mendalam sebagai bagian dari warisan Bengkulu.

Jadi, kalau kamu sedang ke Bengkulu atau pengen coba camilan yang beda dari biasanya, jangan lupa cari dan coba Kue ini. Selain memanjakan lidah, kamu juga ikut melestarikan budaya Indonesia yang kaya ini.

Bagar Hiu: Kuliner Eksotis Laut Bengkulu yang Bikin Penasaran

Jarang Diketahui, Tapi Kaya Rasa! Kenalan Yuk Sama Bagar Hiu – SPACE JAKARTA

Apa Itu Bagar Hiu?

Kalau kamu jalan-jalan ke Bengkulu, pasti bakal dengar nama makanan yang satu ini: Bagar Hiu https://wisatatpikota.id/ . Dari namanya aja udah bikin banyak orang berhenti sejenak—ya, ini beneran pakai ikan hiu! Tapi tenang, bukan berarti semua hiu diburu sembarangan kok. Biasanya yang dipakai adalah hiu jenis tertentu yang ditangkap oleh nelayan lokal sebagai hasil tangkapan sampingan.

Makanan ini termasuk kuliner tradisional yang cukup langka dan hanya ditemukan di daerah Bengkulu. Rasanya? Gurih, pedas, dan bumbunya kuat banget—pas banget buat kamu yang doyan makanan berempah.


Sejarah di Balik Kuliner Bagar Hiu

Bagar Hiu bukan cuma makanan biasa. Ini makanan yang dulu sering disajikan saat ada acara penting, seperti pesta pernikahan atau kedatangan tamu istimewa. Jadi bisa dibilang, Bagar Hiu punya nilai budaya juga di mata masyarakat Bengkulu.

Menurut cerita orang-orang tua di sana, memasak ikan hiu itu perlu keahlian khusus. Soalnya, dagingnya harus diolah dengan benar biar nggak bau amis dan teksturnya tetap empuk. Nah, itu sebabnya resep Bagar Hiu ini diwariskan secara turun-temurun.


Rasanya Seperti Apa, Sih?

Bayangin gulai ikan, tapi pakai daging hiu yang padat dan bertekstur kenyal. Ditambah rempah khas seperti lengkuas, jahe, kunyit, dan santan kental—jadi deh sajian yang benar-benar menggoda. Biasanya disajikan bareng nasi putih hangat dan sambal terasi.

Rasa utamanya itu gurih pedas, dengan sedikit rasa manis dari santan dan bumbu yang dimasak lama. Nggak heran kalau banyak orang yang pertama kali coba langsung jatuh cinta, apalagi buat yang suka makanan laut.


Sulit Dicari, Tapi Layak Dicoba

Karena bahan utamanya adalah ikan hiu, kuliner ini sekarang nggak bisa ditemukan di sembarang tempat. Pemerintah juga sudah mengatur penangkapan ikan hiu supaya nggak merusak ekosistem laut. Jadi, kalau kamu nemu rumah makan yang jual Bagar Hiu, itu termasuk spesial banget!

Biasanya Bagar Hiu hanya bisa ditemukan di warung makan tradisional Bengkulu atau saat ada acara adat. Bahkan beberapa rumah makan sudah mengganti ikan hiu dengan ikan tongkol atau ikan kakap sebagai alternatif—tapi tentu rasanya sedikit beda.


Gimana Cara Masaknya?

Resep Bagar Hiu memang cukup rumit, tapi bukan berarti nggak bisa dicoba di rumah. Berikut gambaran singkatnya:

Bahan utama:

  • Daging ikan hiu yang sudah direbus dan dipotong kecil

  • Santan kental

  • Bumbu halus (cabai, bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, lengkuas, ketumbar, kemiri)

  • Daun salam dan daun jeruk

  • Garam dan gula secukupnya

Cara masak singkat:

  1. Tumis bumbu halus sampai harum.

  2. Masukkan santan, aduk rata.

  3. Tambahkan ikan hiu, masak sampai bumbu meresap dan kuah mengental.

  4. Koreksi rasa, dan sajikan.


Etika Konsumsi Ikan Hiu

Perlu diingat, nggak semua ikan hiu boleh dikonsumsi. Beberapa jenis hiu sudah dilindungi karena jumlahnya makin menurun. Jadi, penting banget untuk tahu asal usul daging hiu yang dipakai. Pilih tempat makan yang terpercaya dan tetap mendukung praktik penangkapan yang bertanggung jawab.

Kalau kamu penasaran tapi tetap ingin menjaga kelestarian laut, bisa juga coba versi alternatifnya yang pakai ikan lain. Rasa boleh beda, tapi sensasi khasnya tetap ada kok.


Kesimpulan: Kuliner Langka yang Bikin Penasaran

Bagar Hiu adalah contoh nyata betapa kayanya kuliner Indonesia. Makanan ini bukan hanya unik dari segi bahan, tapi juga punya nilai budaya dan sejarah yang kuat. Walau makin sulit ditemukan, Bagar Hiu tetap jadi ikon kuliner yang wajib dicoba kalau kamu ke Bengkulu.

Lema: Fermentasi Unik yang Jadi Cita Rasa Khas Bengkulu

Lema: Makanan Fermentasi Khas Nusantara yang Unik dengan Cita Rasa dan Aroma Khas

Apa Itu Lema? Yuk Kenalan Sama Fermentasi Unik dari Bengkulu

Kalau kamu suka kuliner tradisional Indonesia https://wisatatpikota.id/ , pasti belum lengkap kalau belum coba Lema. Ini adalah makanan fermentasi yang jadi ciri khas masyarakat Bengkulu.

Makanan ini dibuat dari ikan atau bahan laut lainnya yang difermentasi dengan cara tradisional. Hasil fermentasinya itu yang bikin rasa lema beda dari makanan lain — ada gurih, sedikit asam, dan aroma khas yang bikin nagih.


Sejarah Singkat Lema: Dari Tradisi ke Citarasa Modern

Makanan ini sudah ada sejak lama dan jadi bagian penting dalam tradisi masyarakat Bengkulu, khususnya yang tinggal di daerah pesisir. Dulu, fermentasi ini dilakukan supaya ikan bisa tahan lama dan bisa dinikmati kapan saja.

Proses fermentasi ini diwariskan turun-temurun, dan sampai sekarang masih dipertahankan. Walaupun sekarang banyak metode modern, masyarakat tetap jaga cara tradisional supaya rasa dan kualitas lema tetap otentik.


Proses Fermentasi Lema: Rahasia di Balik Cita Rasa Khas

Bikin makanan ini nggak gampang. Proses fermentasinya harus dijaga dengan teliti supaya hasilnya pas dan aman buat dimakan.

Biasanya, ikan segar dicampur dengan garam dan bumbu-bumbu alami, lalu disimpan dalam wadah tertutup selama beberapa hari sampai berminggu-minggu. Selama proses itu, terjadi fermentasi alami yang mengubah rasa ikan jadi lebih kompleks dan gurih.

Fermentasi yang sempurna bikin makanan ini punya aroma yang kuat tapi tetap enak, dengan tekstur yang lembut dan rasa yang bikin ketagihan.


Cara Menikmati Lema: Pelengkap Hidangan Favorit

Makanan ini biasanya nggak dimakan sendiri. Biasanya, lema dipakai sebagai pelengkap atau bahan tambahan di berbagai masakan tradisional Bengkulu.

Contohnya, makanan ini enak banget kalau dicampur dengan nasi panas, sayur daun singkong, atau sambal terasi. Ada juga yang pakai makanan ini buat bikin lauk pauk kaya rasa, seperti tumis atau gulai.

Buat kamu yang suka eksplor rasa, coba deh campur makanan ini ke dalam masakan sehari-hari. Dijamin, makanan kamu jadi lebih ‘wah’ dan khas!


Selain Enak, Juga Baik untuk Kesehatan

Selain rasanya yang unik dan enak, makanan ini juga punya manfaat kesehatan karena proses fermentasinya. Fermentasi meningkatkan kandungan probiotik yang baik buat pencernaan.

Ikan yang difermentasi juga jadi sumber protein yang mudah dicerna dan mengandung enzim alami yang membantu tubuh menyerap nutrisi lebih baik. Jadi, makan lema bukan cuma bikin lidah happy, tapi juga bikin tubuh sehat.


Dimana Bisa Dapat Lema? Ini Tempat Favorit di Bengkulu

Kalau kamu pengen coba lema asli Bengkulu, kamu bisa temukan di pasar tradisional atau warung makan di daerah pesisir.

Beberapa tempat rekomendasi yang terkenal enak dan autentik:

  • Pasar Panorama Bengkulu

  • Warung Makan Pak Udin di Pantai Panjang

  • Penjual oleh-oleh khas Bengkulu yang menjual lema kering atau segar

Kalau kamu nggak tinggal di Bengkulu, sekarang sudah ada beberapa toko online yang jual lema kemasan dengan kualitas terjaga, jadi kamu tetap bisa nikmati meski jauh.


Lema dan Budaya Bengkulu: Lebih Dari Sekadar Makanan

Lema bukan cuma soal makanan, tapi juga bagian dari budaya dan identitas masyarakat Bengkulu. Fermentasi ini jadi simbol cara hidup yang harmonis dengan alam dan tradisi.

Masyarakat Bengkulu sering menggunakan makanan ini dalam berbagai acara adat dan kegiatan sosial. Melestarikan lema artinya juga menjaga nilai-nilai dan kearifan lokal yang harus terus diwariskan.


Tips Membuat Sendiri di Rumah

Kalau kamu pengen coba bikin makanan ini sendiri, berikut tips simpel yang bisa kamu ikuti:

  1. Gunakan ikan segar dan berkualitas.

  2. Campur ikan dengan garam dan bumbu alami seperti daun salam, serai, dan cabai.

  3. Simpan di wadah tertutup dan simpan di tempat yang tidak terlalu panas.

  4. Fermentasi selama 1-2 minggu sambil cek aroma dan rasa secara berkala.

  5. Setelah fermentasi, makanan ini siap dipakai jadi bahan masakan.

Ingat, kebersihan dan ketelitian penting supaya fermentasi berjalan lancar dan makanan tetap aman dikonsumsi.


Penutup: Lema, Rasa Tradisi yang Terus Hidup

Lema memang makanan sederhana, tapi punya cerita dan rasa yang luar biasa. Dari proses fermentasi yang unik sampai jadi pelengkap hidangan sehari-hari, makanan ini membuktikan kalau tradisi kuliner lokal itu kaya dan layak dibanggakan.

Srikayo: Manis dan Harum Kue Tradisional Palembang

Baking World - Srikayo Palembang Sajian Khas Adat Palembang

Apa Itu Srikayo? Kue Tradisional Khas Palembang yang Bikin Penasaran

Kalau kamu pernah dengar “serikaya” atau “kaya”, itu mirip-mirip sama srikayo dari Palembang, tapi tetap beda lho! Srikayo khas Palembang itu punya tekstur lembut, rasa manis yang pas, dan aroma santan plus daun pandan yang harum banget. Biasanya disajikan di acara-acara besar atau sebagai pencuci mulut setelah makan.

Srikayo ini termasuk kue basah yang punya banyak penggemar. Bisa dibilang, satu sendok srikayo tuh kaya membawa rasa tradisi, kenangan, dan tentu aja… manis legit yang susah dilupain!


Bahan Sederhana, Rasa Luar Biasa

Yang bikin kue ini istimewa adalah bahannya yang sederhana tapi bisa menghasilkan rasa yang luar biasa. Nggak butuh bahan mahal atau susah dicari.

Biasanya, kue ini dibuat dari:

  • Santan kental

  • Telur ayam (biasanya banyak!)

  • Gula pasir

  • Daun pandan atau daun suji (buat pewarna alami dan aroma)

  • Sedikit garam biar rasanya seimbang

Ada juga yang menambahkan vanili supaya lebih harum, tapi yang tradisional banget sih cukup pakai pandan.


Cara Bikin Srikayo, Gampang Kok!

Buat kamu yang pengen coba bikin sendiri di rumah, ini dia langkah-langkah sederhananya:

  1. Kocok telur dan gula sampai larut. Nggak usah sampai ngembang kayak bikin kue bolu.

  2. Masukkan santan pelan-pelan sambil terus diaduk.

  3. Tambahkan daun pandan yang udah diblender atau diikat simpul, lalu saring kalau perlu.

  4. Kukus adonan dengan api sedang, jangan terlalu besar biar nggak pecah.

  5. Kalau mau lebih wangi, bisa tambahin daun pandan di air kukusannya.

Tips: Gunakan cetakan atau mangkuk kecil biar lebih cepat matang dan tampilannya lebih cantik!


Cocok untuk Hidangan Spesial atau Sekadar Camilan Santai

Kue ini sering banget muncul di acara adat Palembang, kayak pernikahan, syukuran, atau hari besar keagamaan. Tapi sekarang juga banyak dijual di pasar tradisional atau bahkan di toko oleh-oleh khas Palembang.

Meski kelihatannya sederhana, kue ini punya daya tarik sendiri karena rasanya yang “rumahan”, bikin nostalgia. Pas banget dimakan bareng keluarga sambil minum teh hangat.


Srikayo vs Srikaya, Apa Bedanya?

Nah, ini yang sering bikin bingung! Srikayo dari Palembang dan srikaya ala Melayu itu beda, ya.

  • Srikayo Palembang: Disajikan dalam bentuk kukusan, teksturnya seperti puding lembut. Biasanya tanpa roti.

  • Srikaya Melayu: Biasanya disajikan sebagai olesan roti, lebih kental dan kadang dikasih topping.

Dua-duanya enak, tapi punya ciri khas sendiri-sendiri. Yang jelas, srikayo Palembang itu unik dan harus dicoba!


Warisan Kuliner yang Perlu Dijaga

Di zaman sekarang, makanan cepat saji dan camilan modern makin banyak. Tapi, kue-kue tradisional seperti kue ini tetap punya tempat di hati pencinta kuliner nusantara.

Bahkan, banyak anak muda yang mulai belajar bikin kue tradisional ini karena pengen menjaga budaya kuliner lokal. Dan bagusnya lagi, bahan-bahannya mudah didapat, jadi siapa pun bisa coba buat sendiri.


Tips Menyimpan Biar Awet

Kalau kamu udah bikin banyak atau beli dalam jumlah besar, simpan kue ini di kulkas dalam wadah tertutup. Biasanya tahan 2-3 hari. Kalau mau dimakan lagi, bisa dikukus sebentar atau diamkan di suhu ruang biar gak terlalu dingin.

Tapi jujur aja, kue ini tuh jarang bisa bertahan lama… karena pasti cepat habis!


Penutup: Yuk, Coba Srikayo Hari Ini!

Srikayo bukan cuma soal rasa manis yang lezat, tapi juga tentang cerita dan tradisi yang melekat di setiap sendoknya. Kue ini sederhana, tapi penuh makna. Bisa jadi cara kita buat tetap dekat dengan budaya lokal yang mulai jarang ditemukan.

Jadi, buat kamu yang belum pernah coba atau malah belum pernah dengar, yuk buruan cari atau coba bikin sendiri srikayo khas Palembang. Buktikan sendiri gimana manis dan harumnya bisa bikin jatuh cinta dari suapan pertama.

Pindang Tulang: Pedas-Gurih dari Tulang Iga Sapi yang Menggoda

Pindang Tulang Iga

Kenalan Dulu Yuk Sama Pindang Tulang

Kalau kamu penggemar masakan khas Indonesia yang kaya rasa, kamu wajib banget coba Pindang Tulang wisatatpikota.id . Masakan khas Palembang ini punya rasa pedas, asam, dan gurih yang bikin nagih. Yang bikin unik, bukan cuma kuahnya aja yang sedap, tapi juga bahan utamanya: tulang iga sapi yang masih ada sumsum dan dagingnya. Kebayang dong lezatnya?


Apa Itu Pindang Tulang?

Pindang Tulang adalah hidangan berkuah merah yang berbahan dasar tulang iga sapi. Biasanya, bagian tulang yang dipakai masih mengandung sumsum dan sedikit daging, jadi sensasinya beda banget pas dimakan.

Cita rasanya pedas, gurih, dan sedikit asam dari belimbing wuluh atau tomat. Rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, lengkuas, jahe, dan serai jadi kunci kelezatannya. Dan jangan lupakan daun kemangi yang bikin aromanya makin segar!


Ciri Khas yang Bikin Nagih

  1. Kuah Merah Menyala: Warna merah dari cabai dan bumbu halus langsung bikin ngiler. Rasanya mantap, nggak terlalu berat tapi tetap nendang.

  2. Tulang Iga Berlemak: Daging yang nempel di tulang dan sumsum bikin sensasi makannya makin puas.

  3. Aroma Kemangi: Daun kemangi di akhir masak bikin aroma makin segar dan khas.

  4. Panas-Panas Lebih Nikmat: Makin pedas dan gurih kalau dimakan selagi panas, apalagi bareng nasi putih hangat!


Gampang Nggak Sih Masaknya?

Tenang, masak Pindang Tulang nggak serumit yang kamu bayangin. Asal punya bahan lengkap dan sabar ngerebus tulangnya sampai empuk, dijamin bisa. Nih, sekilas cara bikinnya:

Bahan Utama:

  • Tulang iga sapi (1 kg)

  • Cabai merah keriting (10 buah)

  • Cabai rawit merah (sesuai selera)

  • Bawang merah & putih

  • Kunyit, jahe, lengkuas, serai

  • Tomat, belimbing wuluh, daun kemangi

  • Garam, gula, kaldu bubuk secukupnya

Langkah Singkat:

  1. Rebus tulang sampai empuk.

  2. Haluskan bumbu dan tumis sampai harum.

  3. Masukkan bumbu ke dalam rebusan tulang.

  4. Tambahkan belimbing wuluh, tomat, dan daun kemangi.

  5. Koreksi rasa, masak hingga bumbu meresap.

Gampang, kan?


Cocok Buat Acara Keluarga atau Santapan Spesial

Pindang Tulang sering banget disajikan saat acara keluarga, syukuran, atau pas kumpul bareng temen. Rasanya yang kaya bikin semua orang suka. Disajikan panas-panas bareng nasi, sambal, dan lalapan, dijamin nambah terus!

Bahkan sekarang, banyak rumah makan Palembang yang punya menu Pindang Tulang ini karena udah jadi salah satu makanan khas kebanggaan daerah Sumatera Selatan.


Tips Biar Makin Mantap

  • Pakai tulang iga yang masih ada sumsumnya buat sensasi hisap-hisap yang nikmat.

  • Rebus tulang dua kali: rebusan pertama dibuang buat ngilangin bau amis.

  • Jangan pelit cabai kalau kamu suka pedas!

  • Tambahkan nanas potong kalau suka rasa manis-asam yang seimbang.


Penutup: Sekali Coba, Pasti Ketagihan

Pindang Tulang bukan sekadar makanan, tapi pengalaman rasa yang bikin kangen. Pedas, gurih, dan aromanya kuat banget — cocok buat lidah orang Indonesia yang doyan rempah-rempah. Sekali coba, susah buat berhenti.

Kalau belum pernah nyicip, coba deh sekali aja. Tapi awas, nanti malah jadi langganan masak sendiri tiap minggu!

Brengkes Patin: Aroma Daun dan Rempah Tradisi Palembang

Resep Pepes Ikan Patin | IDN Times

1. Kenalan Dulu Sama Brengkes Patin

Kalau kamu pernah main ke Palembang wisatatpikota.id , pasti nggak asing lagi sama yang namanya brengkes patin. Ini bukan sembarang masakan, tapi sajian yang penuh cita rasa dan kaya tradisi. Brengkes patin itu sejenis pepes, cuma versi khas Palembang. Yang bikin beda? Bumbunya yang kuat dan cara masaknya yang unik pakai daun pisang, bikin aromanya keluar banget pas dibuka.

Ikan patin jadi bahan utamanya, karena dagingnya lembut dan gampang nyerap bumbu. Nggak heran kalau makanan ini jadi favorit di banyak keluarga, apalagi kalau lagi kumpul bareng.


2. Dari Dapur Tradisional ke Meja Makan Modern

Walau dulu masakan ini cuma dibuat di rumah-rumah atau acara keluarga, sekarang makanan ini udah banyak ditemuin di restoran atau tempat makan khas Palembang. Tapi tetap aja, yang paling enak itu buatan rumah—yang bumbunya diracik sendiri, dibungkus rapi pakai daun pisang, lalu dikukus atau dibakar sampai harum semerbak.

Makanan ini bukti kalau resep warisan itu nggak lekang oleh waktu. Justru makin kesini, makin banyak yang penasaran dan pengen nyobain. Anak muda juga mulai banyak yang suka, apalagi buat lauk harian yang praktis tapi tetap tradisional.


3. Bumbu Rahasia yang Nggak Pernah Gagal

Yang bikin makanan ini istimewa adalah racikan bumbunya. Biasanya terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, jahe, lengkuas, cabai, dan terasi. Semua bahan ini dihaluskan, lalu ditumis sebentar biar wangi, baru deh dibalur ke ikan patin yang sudah dibersihin.

Nggak lupa juga ditambah daun kemangi, serai, dan potongan tomat biar makin sedap. Lalu, semuanya dibungkus rapat pakai daun pisang. Bau harum dari daun yang dikukus inilah yang jadi ciri khasnya—nggak bisa digantiin sama aluminium foil atau bahan lain.


4. Masak Brengkes Patin Itu Gampang, Asal Telaten

Buat kamu yang pengen nyobain bikin sendiri di rumah, tenang aja, nggak sesulit kelihatannya kok. Kuncinya cuma satu: sabar dan telaten. Karena semua proses dari bersihin ikan, halusin bumbu, sampai bungkus-membungkus butuh waktu.

Tapi hasilnya dijamin sepadan! Kamu bisa pilih mau dikukus atau dibakar. Kalau dikukus, tekstur ikannya lembut banget. Tapi kalau dibakar, aromanya lebih keluar dan ada sensasi gosong-gosong gurih yang enak banget.


5. Cocok Buat Segala Suasana

Mau makan siang di rumah? makanan ini cocok. Lagi ada arisan keluarga? Sajikan ini, dijamin ludes. Bahkan buat bekal kerja pun bisa banget, tinggal panasin ulang aja. Karena rasanya yang kuat dan khas, makanan ini juga cocok disandingin sama nasi hangat dan sambal terasi.

Selain enak, makanan ini juga sehat. Karena dimasak tanpa digoreng, kandungan lemaknya rendah. Plus, bumbunya penuh rempah alami yang baik buat tubuh.


6. Melestarikan Rasa Lewat Dapur

Makanan ini bukan cuma soal makan enak, tapi juga bagian dari upaya melestarikan kuliner tradisional Indonesia. Di tengah maraknya makanan cepat saji dan tren kuliner luar negeri, makanan seperti ini jadi pengingat bahwa kita punya warisan rasa yang luar biasa.

Makin sering kita masak dan nikmatin brengkes patin, makin besar peluang resep ini bisa bertahan sampai generasi selanjutnya. Yuk, jangan biarkan resep nenek kita hilang begitu aja.


Penutup: Saatnya Kamu Coba!

Kalau kamu belum pernah cobain brengkes patin, sekarang saatnya! Bisa bikin sendiri di rumah atau cari di tempat makan khas Palembang. Yang jelas, sekali coba pasti pengen lagi. Aromanya menggoda, rasanya nendang, dan pastinya penuh kenangan.

Engkak Ketan: Legitnya Lapisan Ketan dalam Kue khas Palembang

Resep Engkak Ketan, Kue Khas Lampung yang Cocok buat Sajian Lebaran

Apa Itu Engkak Ketan?

Kalau kamu lagi cari camilan tradisional dari Palembang wisatatpikota.id yang manis dan legit, Engkak Ketan wajib banget kamu coba. Kue ini adalah kue basah yang terbuat dari beras ketan, santan, dan gula, dengan tekstur lembut dan rasa manis alami yang bikin ketagihan. Kue ini punya lapisan ketan yang legit dan aroma harum dari santan, jadi sensasi makanannya beda dari kue biasa.

Sejarah Engkak Ketan di Palembang

Kue ini sudah jadi bagian dari tradisi kuliner Palembang sejak lama. Biasanya, kue ini dibuat untuk acara keluarga, perayaan, dan juga sebagai oleh-oleh khas daerah. Dari generasi ke generasi, resepnya diwariskan dengan sedikit modifikasi agar rasanya tetap autentik tapi tetap disukai banyak orang. Kue ini adalah bukti kekayaan budaya makanan khas Sumatera Selatan yang tak lekang oleh waktu.

Bahan Utama dan Ciri Khas Engkak Ketan

Kunci utama dari kue ini ada pada penggunaan beras ketan yang pulen dan santan kental yang memberi rasa gurih sekaligus manis. Selain itu, gula merah atau gula pasir dipakai untuk memberi rasa manis yang pas. Kadang, orang juga menambahkan sedikit vanili atau pandan untuk aroma yang lebih harum dan menggoda. Tekstur kue ini biasanya lembut, sedikit kenyal, dan mudah hancur di mulut.

Cara Membuat Engkak Ketan yang Legit

Membuat Engkak Ketan memang butuh ketelitian supaya hasilnya sempurna. Pertama, beras ketan direndam dulu supaya teksturnya lembut saat dimasak. Kemudian santan dicampur dengan gula dan sedikit garam, dimasak perlahan sampai gula larut dan kuah santan agak mengental. Setelah itu, beras ketan dicampur dengan santan dan gula tadi, lalu dikukus sampai matang dan terbentuk lapisan legit yang khas. Biasanya kue ini dikukus dalam loyang datar supaya mudah dipotong dan disajikan.

Kenikmatan Saat Santai

Kue ini paling pas dinikmati saat santai, ditemani secangkir teh atau kopi hangat. Sensasi legit ketan berpadu dengan rasa manis santan bikin suasana ngopi kamu makin lengkap. Kue ini juga cocok sebagai teman ngobrol santai bareng keluarga atau teman dekat. Kalau sudah coba sekali, biasanya pengen nambah lagi karena rasanya yang bikin nagih.

Engkak Ketan dan Budaya Palembang

Engkak Ketan nggak cuma soal rasa, tapi juga identitas budaya Palembang. Kue ini sering jadi sajian di acara adat, seperti pernikahan dan syukuran. Selain itu, Kue ini juga sering dibawa sebagai oleh-oleh khas yang menggambarkan keramahan dan kehangatan masyarakat Palembang. Jadi, Engkak Ketan bukan hanya camilan tapi juga simbol tradisi dan kebersamaan.

Variasi yang Bisa Kamu Coba

Selain versi klasik, sekarang Engkak Ketan juga punya beberapa variasi yang menarik. Ada yang menambahkan taburan kelapa parut di atasnya, atau dicampur dengan durian supaya rasanya makin istimewa. Beberapa juga memodifikasi warna dengan menggunakan pewarna alami dari pandan atau buah naga. Variasi ini membuat Kue ini jadi lebih berwarna dan menggoda selera.

Kenapa Engkak Ketan Wajib Kamu Coba?

Kalau kamu suka makanan tradisional yang manis dan lembut, Kue ini adalah pilihan yang tepat. Selain rasanya enak dan legit, kue ini juga mengandung bahan-bahan alami yang sehat seperti beras ketan dan santan. Cocok buat kamu yang ingin menikmati kue tradisional dengan cita rasa autentik khas Palembang. Kue ini juga mudah ditemukan di pasar tradisional dan toko kue di Palembang, jadi nggak sulit buat dicari.

Mi Celor: Mi Kuah Santan yang Kaya Rempah dan Telur Rebus

Mie celor khas palembang

Apa Itu Mi Celor?

Kalau kamu pernah jalan-jalan ke Palembang wisatatpikota.id , pasti nggak asing sama yang namanya Mi Celor. Makanan ini adalah salah satu kuliner khas yang selalu bikin penasaran. Ini adalah mi yang disajikan dengan kuah santan kental, dipadu dengan bumbu rempah yang kaya dan dilengkapi telur rebus serta irisan daun seledri. Rasanya gurih, lembut, dan rempahnya terasa banget, bikin makan jadi makin nikmat!

Asal-Usul Mi Celor dari Palembang

Makanan ini memang asli dari Palembang, Sumatera Selatan. Namanya sendiri “celor” berasal dari cara memasak mi yang direndam atau dicelupkan dalam air panas supaya matang sempurna. Awalnya, Mi Celor jadi hidangan rakyat yang mudah dibuat tapi punya rasa istimewa karena kuah santannya. Sekarang, Mi Celor sudah jadi ikon kuliner yang wajib dicoba kalau ke Palembang.

Ciri Khas Kuah Santan Mi Celor

Salah satu yang bikin makanan ini beda dari mi kuah lainnya adalah kuah santannya yang kental dan gurih. Kuah ini dibuat dari santan kelapa segar yang dimasak bersama bumbu seperti bawang merah, bawang putih, udang kering, dan kaldu ikan patin atau udang. Hasilnya, rasa kuahnya kaya dan harum rempah. Kuah ini juga agak kental, jadi pas banget menyelimuti mi yang kenyal.

Bahan Utama Mi Celor

Makanan ini memakai mi kuning besar yang kenyal dan agak tebal supaya nggak cepat lembek saat disiram kuah santan. Selain itu ada bahan pelengkap seperti:

  • Telur rebus yang dibelah jadi dua

  • Tauge pendek segar

  • Daun seledri dan daun bawang iris

  • Bawang goreng sebagai taburan

  • Jeruk nipis untuk menambah rasa segar saat disajikan

Bahan-bahan ini melengkapi rasa kuah santan yang gurih dan bikin makanan ini makin sempurna.

Cara Membuat yang Lezat

Untuk bikin makanan ini, pertama-tama rebus mi kuning sampai matang dan tiriskan. Kuah santan dibuat dengan cara menumis bawang putih, bawang merah, dan udang kering, lalu tambahkan santan dan kaldu ikan atau udang. Masak dengan api kecil supaya santan nggak pecah dan bumbu meresap. Setelah kuah siap, tuang ke mangkuk berisi mi, tauge, dan telur rebus. Taburi dengan daun seledri dan bawang goreng. Jangan lupa peras jeruk nipis sebelum disantap supaya rasa makin segar.

Tips Menikmati Mi Celor

Makanan ini paling enak dimakan saat masih hangat. Kalau kamu suka rasa pedas, kamu bisa tambahkan sambal rawit sesuai selera. Jeruk nipis yang diperas saat makan juga penting banget untuk menyeimbangkan rasa gurih santan dengan rasa asam segar. Biasanya, makanan ini disantap sebagai sarapan atau makan siang yang mengenyangkan dan memuaskan.

Mi Celor dalam Budaya Palembang

Di Palembang, makanan ini bukan hanya sekadar makanan, tapi juga bagian dari tradisi kuliner lokal. Mi ini sering disajikan di acara keluarga dan perayaan tertentu. Selain itu, makanan ini menjadi favorit banyak orang karena mudah ditemukan di berbagai warung dan restoran di Palembang. Ini jadi bukti betapa populernya makanan yang satu ini.

Kenapa Harus Coba Mi Celor?

Makanan ini adalah perpaduan rasa dan tekstur yang unik. Kuah santannya yang kental dan gurih, mi yang kenyal, dan telur rebus yang lembut bikin hidangan ini susah untuk dilupakan. Selain enak, makanan ini juga mengandung protein dari telur dan nutrisi dari santan serta rempah yang baik untuk tubuh. Jadi, makanan ini bukan hanya lezat tapi juga bergizi.

Kemplang: Kerupuk Panggang Khas Palembang yang Renyah

Sejarah Kemplang Panggang, Makanan Khas Palembang Disukai Rakyat Hingga  Pejabat

Siapa sih yang nggak suka ngemil? Salah satu camilan paling populer di Palembang dan selalu jadi favorit banyak orang adalah kemplang yang memiliki rasa gurih dan tekstur renyah bikin ketagihan. Meskipun tampaknya hanya sekadar kerupuk, makanan ini memiliki sejarah panjang dan keunikan tersendiri, terutama dari segi cara pembuatannya. Penasaran? Yuk, kita kulik lebih dalam!

Apa Itu Kemplang?

Kemplang adalah makanan ringan khas Palembang yang terbuat dari campuran ikan (biasanya ikan tenggiri) dan tepung kanji. Bedanya dengan kerupuk pada umumnya, camilan ini dipanggang, bukan digoreng. Proses pemanggangan inilah yang membuat teksturnya lebih keras dan renyah, tetapi tetap ringan saat digigit. Biasanya, disajikan sebagai camilan atau teman makan nasi, bahkan bisa juga dijadikan lauk.

Meskipun terdengar sederhana, rasanya sangat khas dan tidak bisa ditemukan di camilan lain. Dengan rasa gurih dan sedikit pedas, makanan ini bisa menjadi pilihan tepat untuk teman bersantai atau saat sedang kumpul bersama teman-teman.

Sejarah yang Jarang Diketahui

Makanan ini sudah ada sejak lama di Palembang. Konon, pertama kali dibuat oleh para nelayan yang ingin membawa bekal awet selama berlayar. Ikan tenggiri yang menjadi bahan utama dipilih karena rasanya yang lezat dan mudah untuk diawetkan. Dengan cara pengolahan yang dipanggang, camilan ini bisa bertahan lebih lama dibandingkan dengan kerupuk biasa yang digoreng.

Seiring waktu, makanan ini pun berkembang menjadi salah satu kuliner yang dikenal luas dan sering dijadikan oleh-oleh khas Palembang. Keunikannya terletak pada cara pengolahannya yang berbeda, serta bahan-bahan yang digunakan yang memberikan cita rasa khas Palembang.

Proses Pembuatan Tradisional

Pembuatan camilan ini memerlukan ketelatenan dan proses yang tidak bisa dilakukan sembarangan. Berikut adalah cara pembuatan tradisional yang sering dilakukan oleh pengrajin di Palembang:

Bahan-bahan yang Dibutuhkan:

  • 500 gram ikan tenggiri yang sudah dihaluskan

  • 250 gram tepung kanji

  • 1 butir telur

  • 2 siung bawang putih (haluskan)

  • 1 sdt garam

  • 1 sdt merica

  • Air matang secukupnya

  • Daun pisang (untuk membungkus saat dipanggang)

Cara Membuat:

  1. Campurkan bahan: Haluskan ikan tenggiri dengan blender. Campurkan ikan halus dengan tepung kanji, telur, bawang putih, garam, dan merica. Aduk rata hingga adonan bisa dipulung.

  2. Bentuk adonan: Ambil sejumput adonan, bulatkan dan pipihkan. Bisa juga dibentuk sesuai selera, tapi biasanya berbentuk bulat atau lonjong.

  3. Bungkus dan panggang: Bungkus adonan dengan daun pisang dan susun di atas bara api atau panggangan. Panggang hingga matang dan kering. Proses ini memberikan tekstur renyah yang khas.

  4. Sajikan: Setelah matang, biarkan dingin sejenak lalu siap dinikmati.

Proses pembuatannya yang membutuhkan waktu dan ketelatenan membuat camilan ini semakin istimewa, apalagi rasa gurihnya yang bikin sulit berhenti makan!

Kenapa Bisa Bikin Ketagihan?

Ada beberapa alasan mengapa camilan ini begitu digemari, di antaranya:

  • Tekstur Renyah: Pemanggangan memberikan tekstur renyah yang berbeda dengan kerupuk biasa.

  • Rasa Gurih Khas: Terbuat dari ikan tenggiri yang kaya protein, dengan bumbu bawang putih dan merica yang membuatnya lezat di lidah.

  • Aroma Menggoda: Harumnya saat dipanggang membuat siapa saja ingin segera mencicipinya.

  • Cocok untuk Berbagai Kesempatan: Tidak hanya sebagai camilan ringan, tapi juga cocok untuk acara kumpul-kumpul bersama keluarga atau teman.

Manfaat Kesehatan

Selain enak, camilan ini juga memiliki manfaat. Karena berbahan ikan tenggiri, kaya akan protein dan asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung dan otak. Namun, karena termasuk camilan, sebaiknya dikonsumsi dengan bijak agar tidak berlebihan, mengingat kandungan garamnya cukup tinggi.

Kesimpulan: Camilan Khas Palembang yang Wajib Dicoba

Camilan ini adalah salah satu yang patut dicoba, terutama bagi yang suka makanan gurih dan renyah. Dengan cita rasa khas dan tekstur unik, cocok banget menemani waktu santai. Kalau kamu berkunjung ke Palembang, jangan lupa bawa pulang oleh-oleh ini, karena termasuk camilan terbaik di kota ini!

Ragit: Lempeng Kari Khas Palembang yang Jarang Diketahui

Resep Ragit khas Palembang - Food Fimela.com

Di balik keindahan kota Palembang, terdapat banyak sekali kuliner unik yang belum banyak diketahui wisatawan wisatatpikota.id . Salah satunya adalah ragit khas Palembang yang rasanya dijamin bikin kamu ketagihan. Meskipun tak sepopuler pempek atau tekwan, makanan ini memiliki cita rasa yang tak kalah lezat dan wajib dicoba saat berkunjung ke kota ini.

Apa Itu Hidangan Lempeng Kari Ini?

Hidangan ini adalah sejenis lempeng atau pancake tipis yang terbuat dari campuran tepung beras, santan, dan rempah-rempah khas Palembang. Yang membuatnya unik adalah kuah kari yang disiram di atasnya, memberikan rasa gurih dan pedas yang bikin lidah bergoyang. Sering dijadikan sebagai makanan ringan atau camilan, namun bisa juga disajikan sebagai hidangan utama jika dimakan dalam porsi lebih banyak.

Meskipun sudah ada sejak lama, kuliner ini bukanlah makanan yang banyak dikenal oleh wisatawan luar Palembang. Bahkan, banyak orang yang belum pernah mendengar tentangnya, padahal rasanya sangat menggugah selera dan memiliki sejarah kuliner yang cukup panjang.

Sejarah dan Asal Usul

Hidangan ini berasal dari budaya kuliner Melayu yang kental dengan penggunaan santan dan rempah-rempah. Nama yang dipakai sendiri dipercaya berasal dari bahasa Palembang yang berarti lempeng atau pancake. Awalnya banyak disajikan dalam acara-acara adat atau perayaan penting, sebagai hidangan istimewa.

Seiring waktu, kuliner ini pun berkembang dan mulai disajikan lebih sering dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Palembang. Meski demikian, makanan ini tetap lebih dikenal oleh penduduk lokal daripada oleh wisatawan luar daerah. Hal ini membuatnya menjadi kuliner khas yang perlu dilestarikan dan dikenalkan lebih luas.

Cara Membuat Lepek Kari yang Lezat

Untuk membuat hidangan ini, bahan utamanya cukup sederhana, namun proses pembuatannya membutuhkan ketelatenan agar hasilnya enak dan teksturnya pas. Berikut adalah cara membuatnya:

Bahan-bahan:

  • 250 gram tepung beras

  • 200 ml santan kental

  • 1 butir telur

  • 1 sdm gula pasir

  • 1/2 sdt garam

  • 1 sdt kunyit bubuk (untuk memberikan warna kuning pada adonan)

  • 1/2 sdt bubuk kari

  • Minyak goreng secukupnya

Kuah Kari:

  • 200 ml santan kental

  • 1 batang serai, memarkan

  • 2 lembar daun salam

  • 1 sdt bubuk kari

  • 1 sdt garam

  • 1 sdt gula pasir

  • 1 sdt air asam jawa (opsional)

Cara Membuat:

  1. Buat adonan lempeng: Campurkan tepung beras, telur, santan, gula, garam, kunyit, dan bubuk kari. Aduk rata hingga adonan kental dan halus. Diamkan selama 15-20 menit.

  2. Goreng lempeng: Panaskan wajan datar anti lengket, beri sedikit minyak. Tuang sedikit adonan dan ratakan hingga berbentuk lempeng tipis. Goreng hingga kedua sisi kecokelatan dan matang. Angkat dan tiriskan.

  3. Buat kuah kari: Tumis serai dan daun salam hingga harum. Tambahkan santan, bubuk kari, garam, gula, dan air asam jawa jika suka. Masak hingga kuah mendidih dan kental. Koreksi rasa.

  4. Penyajian: Letakkan lempeng di piring, kemudian siram dengan kuah kari. Hidangan siap dinikmati!

Biasanya disajikan dalam keadaan hangat, cocok sebagai camilan atau makan berat di siang hari.

Cita Rasa Khas yang Jarang Ditemui

Mungkin banyak wisatawan yang lebih mengenal makanan khas Palembang seperti pempek, tekwan, atau model. Namun, hidangan ini memberikan pengalaman kuliner yang berbeda. Kuah kari yang kental dan pedas berpadu dengan lempeng yang lembut dan kenyal menciptakan sensasi rasa yang kaya dan menggugah selera.

Bagi kamu yang suka dengan makanan berkuah, pilihan ini sangat menarik. Rasanya yang gurih dengan sedikit sentuhan pedas cocok banget dinikmati bersama keluarga atau teman-teman di waktu santai.

Manfaat Mengonsumsi Hidangan Ini

Selain enak, kuliner ini juga memiliki beberapa manfaat kesehatan, lho. Santan yang digunakan dalam adonan dan kuah kari mengandung lemak sehat yang bisa memberikan energi bagi tubuh. Kunyit dan kari juga dikenal memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang bermanfaat untuk kesehatan.

Meskipun mengandung santan, hidangan ini bisa jadi pilihan yang lebih sehat dibandingkan camilan yang digoreng secara berlebihan. Dengan porsi yang tepat, menjadi pilihan camilan lezat yang juga memberikan nutrisi bagi tubuh.

Kesimpulan: Kuliner Khas Palembang yang Wajib Dicoba

Jadi, jika kamu berkesempatan berkunjung ke Palembang, jangan lupa untuk mencoba hidangan ini. Makanan yang satu ini jarang diketahui wisatawan, padahal rasanya sangat unik dan lezat. Perpaduan lempeng kari yang kenyal dengan kuah santan yang gurih memberikan sensasi rasa yang sulit ditemukan di tempat lain.

Makanan ini bukan hanya sekedar camilan, tetapi juga membawa jejak sejarah kuliner Palembang yang patut dilestarikan. Jadi, yuk, coba dan rasakan sendiri kenikmatannya!

slot depo 5k