Tag: kuliner nusantara

Pulut Panggang: Ketan Isi Abon yang Dibakar dengan Daun Pisang

Pulut Panggang (Grilled Rice Packets)

Kenalan Yuk Sama Pulut Panggang

Kalau kamu suka jajan di pasar tradisional, pasti pernah lihat atau coba pulut panggang wisatatpikota.id . Makanan ini adalah ketan isi abon sapi atau ayam, yang dibungkus pakai daun pisang terus dibakar. Wangi daun pisangnya bikin beda dari jajanan lainnya. Teksturnya kenyal, rasanya gurih, dan aromanya bikin laper meski belum buka bungkusnya.

Pulut sendiri artinya beras ketan, dan biasanya dikukus sampai matang. Isiannya bisa bervariasi, tapi yang paling umum sih abon pedas manis. Proses dibakarnya bukan cuma buat penampilan, tapi juga kasih rasa dan aroma khas yang susah dilawan.


Bahan-Bahan Simpel yang Mudah Didapat

Salah satu hal seru dari bikin pulut panggang adalah bahannya yang gampang dicari. Gak perlu bahan aneh-aneh, cukup yang biasa ada di dapur.

Bahan utama:

  • 500 gram beras ketan putih

  • 200 ml santan kelapa

  • Sejumput garam

  • Daun pisang secukupnya (layukan di api biar gampang dilipat)

  • Tusuk lidi untuk mengikat

Isi abon:

  • 100 gram abon sapi atau ayam (bisa beli jadi)

  • 1 sdm minyak goreng

  • 1 siung bawang putih, cincang

  • 1 sdm kecap manis

  • Cabai rawit cincang (opsional, kalau suka pedas)


Langkah-Langkah Bikin Pulut Panggang Sendiri di Rumah

Buat kamu yang baru mau coba bikin, tenang aja, langkah-langkahnya gampang dan gak ribet kok. Yuk ikuti cara bikin pulut panggang ala rumahan:

  1. Cuci beras ketan sampai bersih, lalu rendam minimal 2 jam.

  2. Kukus ketan selama 20 menit pertama, angkat, lalu siram dengan santan hangat yang sudah dicampur garam, aduk rata.

  3. Diamkan 15 menit, lalu kukus lagi selama 20 menit sampai matang dan pulen.

  4. Sambil nunggu ketan matang, siapkan isiannya: tumis bawang putih cincang sampai wangi, masukkan abon, tambahkan kecap manis dan cabai (kalau mau pedas), aduk rata. Angkat.

  5. Ambil selembar daun pisang, letakkan sedikit ketan, pipihkan, taruh abon di tengah, lalu bungkus rapat seperti lontong kecil.

  6. Sematkan ujungnya pakai tusuk lidi biar gak lepas saat dibakar.

  7. Bakar di atas bara api atau teflon sampai daun pisangnya gosong sedikit dan aromanya keluar.


Aroma Bakar Daun Pisang yang Bikin Lapar

Salah satu daya tarik pulut panggang ini ada di aroma daun pisang yang dibakar. Pas ketan yang udah dibungkus itu kena panas, aromanya langsung semerbak. Wangi alami daun pisang bercampur dengan gurihnya ketan dan abon bikin kombinasi yang luar biasa menggoda.

Gak heran kalau banyak yang ngiler duluan sebelum makan. Cocok banget disajikan buat sarapan ringan, bekal anak ke sekolah, atau teman minum teh sore-sore.


Cocok untuk Segala Suasana

Pulut panggang ini bisa dibilang cemilan yang multifungsi. Mau buat camilan sore, bisa. Buat acara arisan, cocok. Bahkan sering juga dijadiin suguhan di acara hajatan, pengajian, sampai rapat kantor.

Bentuknya mungil dan praktis, jadi gampang dibagi-bagi. Selain itu, daya tahannya juga lumayan lama karena isian abon gak cepat basi. Kalau disimpan di suhu ruang bisa tahan 1-2 hari, asal tempatnya kering.


Variasi Isi yang Bisa Dicoba

Meskipun isian klasiknya adalah abon, kamu bisa banget bereksperimen dengan variasi lain:

  • Ayam suwir pedas

  • Tempe orek kering

  • Ikan tongkol suwir

  • Oncom pedas khas Sunda

  • Bahkan isi manis seperti unti kelapa juga bisa lho!

Tinggal sesuaikan aja dengan selera kamu atau isi kulkas. Kreatifitas dalam masak itu seru, lho!


Tips Sukses Bikin Pulut Panggang

  • Pakai beras ketan kualitas bagus biar hasilnya pulen dan lengket pas dibungkus.

  • Jangan lupa layukan daun pisang supaya gak sobek saat digulung.

  • Gunakan bara api kecil atau teflon anti lengket untuk hasil bakaran merata tanpa gosong berlebihan.

  • Kalau mau lebih wangi, bisa tambahkan sedikit daun pandan saat mengukus ketan.


Pulut Panggang, Jajanan Tradisional yang Gak Pernah Ngebosenin

Di tengah gempuran cemilan kekinian, pulut panggang tetap punya tempat spesial di hati pecinta jajanan pasar. Rasa tradisional, aroma khas, dan tekstur yang memuaskan bikin cemilan ini selalu dicari.

Yuk, lestarikan dan nikmati lagi kelezatan kuliner nusantara yang satu ini. Bikin sendiri di rumah, atau cari di pasar terdekat, dan rasakan sensasi ketan isi abon dibakar yang melegenda!

Eungkot Paya: Ikan Gabus Masak Kuah Asam yang Lezat

Resep Masakan Tradisional Eungkot Paya Khas Aceh | IDN Times Sumut

Apa Itu Eungkot Paya?

Kalau kamu orang Aceh atau pernah tinggal di Aceh, pasti udah gak asing lagi dengan yang namanya Eungkot Paya wisatatpikota.id . Dalam bahasa Indonesia, ini artinya ikan rawa. Biasanya sih pakai ikan gabus yang ditangkap dari rawa atau sungai. Nah, Eungkot Paya ini dimasak pakai kuah asam yang segar, bikin selera makan langsung meningkat!

Kuahnya bening tapi rasanya nendang banget. Perpaduan asam, pedas, dan aroma khas daun rimba seperti daun jeruk, serai, dan asam sunti, jadi kunci kelezatannya. Masakan ini cocok banget disantap bareng nasi hangat dan sambal.


Bahan-Bahan yang Gampang Dicari

Tenang aja, bahan-bahan untuk bikin Eungkot Paya ini gak ribet kok. Kamu bisa nemuin semuanya di pasar tradisional atau tukang sayur langganan.

Bahan utama:

  • 1 ekor ikan gabus ukuran sedang, potong sesuai selera

  • 2 lembar daun jeruk

  • 2 batang serai, geprek

  • 3 asam sunti (atau bisa pakai asam jawa sebagai pengganti)

  • Garam dan penyedap secukupnya

  • Air secukupnya

Bumbu halus:

  • 5 siung bawang merah

  • 3 siung bawang putih

  • 5 buah cabai rawit (atau sesuai selera pedas)

  • 2 cm kunyit

  • 1 cm jahe

Kalau suka rasa lebih mantap, bisa juga tambahin sedikit lengkuas dan kemiri ya.


Cara Masaknya Simpel Banget

Gak perlu jadi koki profesional buat bisa masak Eungkot Paya ini. Cukup ikuti langkah-langkah di bawah ini, dan dijamin hasilnya mantap!

  1. Bersihin ikan gabus, buang isi perut dan cuci bersih pakai air jeruk nipis biar gak amis.

  2. Haluskan semua bumbu halus pakai cobek atau blender, sesuai selera.

  3. Tumis bumbu halus bareng serai dan daun jeruk sampai harum.

  4. Tambahkan air secukupnya, lalu masukkan asam sunti atau asam jawa.

  5. Setelah air mendidih, masukin ikan gabus yang udah dibersihin tadi.

  6. Masak sampai ikan matang dan bumbu meresap. Jangan lupa tambahkan garam dan penyedap secukupnya.

  7. Cek rasa, kalau udah pas, matikan api dan sajikan!


Rasa Asam Segar yang Bikin Nagih

Yang bikin Eungkot Paya ini spesial adalah kuah asamnya yang segar banget. Apalagi kalau dimakan siang hari pas cuaca lagi panas, duh nikmatnya luar biasa. Ikan gabus yang empuk dan gak bau amis, berpadu dengan kuah asam pedas, bikin kamu gak bisa berhenti makan.

Biasanya orang Aceh makan Eungkot Paya ini bareng nasi putih, sambal ganja (sambal khas Aceh), dan lalapan mentah kayak timun atau daun singkong rebus. Perpaduan ini benar-benar cocok banget buat kamu yang suka masakan rumahan tapi berasa mewah di lidah.


Kaya Gizi dan Baik untuk Kesehatan

Selain enak, Eungkot Paya wisatatpikota.id juga kaya manfaat lho. Ikan gabus terkenal dengan kandungan albumin yang tinggi, bagus buat penyembuhan luka dan menambah stamina. Cocok banget buat anak-anak yang lagi tumbuh, ibu habis melahirkan, atau orang yang lagi masa pemulihan.

Selain itu, masakan ini juga gak pakai santan, jadi lebih rendah lemak dan sehat untuk kamu yang lagi jaga berat badan. Rasa asam dari asam sunti juga bantu pencernaan lebih lancar.


Tips dan Variasi Tambahan

  • Kalau gak nemu ikan gabus, kamu bisa ganti dengan ikan nila, lele, atau bahkan ikan tongkol.

  • Untuk rasa lebih pedas, tambahkan cabai rawit utuh di akhir masakan.

  • Bisa juga ditambahkan daun kemangi atau belimbing wuluh untuk sensasi aroma dan rasa yang lebih segar.


Penutup: Yuk Coba Masak di Rumah!

Eungkot Paya bukan cuma sekadar makanan, tapi juga bagian dari warisan kuliner Aceh yang patut dilestarikan. Rasanya yang unik, proses masak yang gampang, dan bahan yang sederhana bikin masakan ini cocok jadi andalan di meja makan.

Lompong Sagu: Camilan Unik Berbalut Daun Pisang

Lompong Sagu, Kue Panggang Khas Minang yang Mulai Langka

Apa Itu Lompong Sagu?

Pernah dengar Lompong Sagu? Ini camilan tradisional wisatatpikota.id yang mungkin belum terlalu terkenal, tapi punya rasa dan tekstur yang unik banget. Lompong Sagu adalah jajanan khas Indonesia yang terbuat dari bahan utama sagu — tepung yang berasal dari batang pohon sagu.

Yang bikin beda, kue ini dibungkus rapi dengan daun pisang sebelum dikukus, jadi selain rasanya enak, tampilannya juga menarik dan khas banget.


Bahan dan Cara Membuat Lompong Sagu

Untuk bikin kue ini, bahan utama yang dipakai tentu saja tepung sagu. Biasanya tepung ini dicampur dengan santan dan gula merah cair sebagai pemanis alami.

Adonan ini kemudian dibungkus dengan daun pisang yang sudah dipotong-potong, dibentuk seperti tabung kecil, lalu dikukus sampai matang. Proses pengukusan membuat camilan ini punya tekstur kenyal dan sedikit lengket.

Bungkus daun pisang bukan cuma untuk menjaga bentuk saja, tapi juga menambah aroma harum yang alami saat dikukus.


Rasa dan Tekstur Lompong Sagu

Saat digigit, kamu akan merasakan tekstur kenyal yang khas dari sagu, dengan rasa manis alami dari gula merah yang meresap sampai ke dalam. Aromanya harum karena daun pisang yang membungkusnya.

Camilan ini pas banget buat teman santai sore sambil ngopi atau teh hangat. Rasanya nggak terlalu manis, jadi tetap ringan dan cocok buat semua usia.


Lompong Sagu di Berbagai Daerah

Meskipun berasal dari Indonesia bagian timur, terutama daerah Papua dan Maluku, kue ini juga bisa ditemui di beberapa wilayah lain dengan variasi bahan dan rasa.

Di beberapa tempat, gula merah diganti dengan gula putih, atau ada tambahan kelapa parut di atasnya. Tapi secara umum, kue ini tetap mempertahankan ciri khasnya: sagu sebagai bahan utama dan daun pisang sebagai pembungkus.


Kenapa Harus Coba Lompong Sagu?

Kalau kamu suka camilan tradisional yang ringan tapi punya rasa khas, kue ini wajib masuk daftar coba kamu. Selain enak, camilan ini juga sehat karena bahan dasarnya alami dan rendah lemak.

Selain itu, tekstur kenyalnya memberikan pengalaman makan yang berbeda dari kue basah biasa. Ditambah dengan aroma daun pisang yang alami, bikin makan kue ini jadi pengalaman unik yang sulit dilupakan.


Cocok Untuk Acara Apa Saja?

Lompong Sagu biasanya disajikan di acara adat, festival budaya, atau saat kumpul keluarga. Tapi nggak jarang juga camilan ini dijual di pasar tradisional sebagai jajanan harian.

Kalau kamu lagi pengen bawa oleh-oleh khas daerah timur Indonesia, kue ini bisa jadi pilihan tepat karena tahan lama dan gampang dibawa.


Tips Menikmati Lompong Sagu

Nikmati kue ini dalam keadaan hangat atau suhu ruang agar teksturnya tetap kenyal. Kamu bisa juga menghangatkannya sebentar dengan dikukus ulang sebelum disajikan.

Kalau mau, tambahkan parutan kelapa atau sedikit gula merah cair sebagai pelengkap. Minuman favorit buat temani kue ini adalah kopi hitam atau teh manis.


Yuk, Lestarikan Camilan Tradisional!

Di tengah gempuran camilan modern, Lompong Sagu dan jajanan tradisional lain perlu terus kita lestarikan. Cobalah untuk membeli camilan ini di pasar lokal atau warung tradisional agar pengrajin tetap semangat membuatnya.

Selain itu, kamu bisa berbagi cerita tentang kue ini di media sosial supaya lebih banyak orang tahu dan mencintai kuliner nusantara.


Penutup: Lompong Sagu, Kenikmatan Tradisional yang Autentik

Kue ini bukan cuma soal rasa manis dan tekstur kenyal, tapi juga bagian dari warisan kuliner Indonesia yang kaya dan beragam. Setiap gigitan mengajak kita untuk mengenang tradisi dan menghargai kekayaan budaya.

Lamang Tapai: Perpaduan Manis Asam yang Tradisional

Lamang Tapai, Makanan Purba yang Tak Habis Digerus Zaman

Proses Membuat Lamang Tapai yang Unik

Proses pembuatan lamang tapai wisatatpikota.id cukup menarik dan memerlukan kesabaran. Pertama, ketan dimasak dengan santan sampai matang dan gurih, kemudian dibungkus dengan daun janur muda berbentuk tabung panjang.

Setelah dikukus, lamang ini biasanya disajikan bersama tapai ketan yang sudah difermentasi selama beberapa hari. Fermentasi tapai memberikan rasa asam yang unik dan aroma khas yang sedikit mengingatkan pada anggur.

Banyak keluarga tradisional masih mempertahankan resep dan cara fermentasi tapai turun-temurun agar cita rasanya tetap otentik.


Rasa Manis Asam yang Bikin Ketagihan

Yang bikin Lamang Tapai beda dari jajanan lain adalah rasa perpaduannya yang unik. Di satu sisi, lamang hadir dengan rasa manis gurih dari santan dan ketan, sementara tapai memberikan sensasi asam yang menyegarkan.

Saat disantap bersama, rasa manis dan asam ini saling melengkapi, menciptakan sensasi yang bikin kamu pengen makan lagi dan lagi. Teksturnya pun menarik, dari kenyalnya ketan hingga lembutnya tapai fermentasi.

Cocok banget buat kamu yang suka makanan tradisional dengan rasa yang kompleks tapi tetap ringan.


Kapan Biasanya Lamang Tapai Disajikan?

Lamang ini bukan cuma makanan sehari-hari, tapi sering hadir dalam berbagai acara adat dan perayaan di daerah seperti Sumatera Barat, Riau, dan beberapa wilayah di Indonesia lainnya.

Misalnya di acara pernikahan, kenduri, hingga saat Lebaran dan Tahun Baru. Menyajikan lamang tapai di momen-momen spesial ini dianggap sebagai simbol keberkahan dan rasa syukur.

Selain itu, jajanan ini juga sering dijadikan oleh-oleh khas daerah karena tahan lama dan praktis dibawa.


Manfaat dan Nilai Budaya

Selain rasanya yang enak, makanan ini juga punya nilai budaya dan kesehatan. Fermentasi pada tapai diketahui bisa membantu pencernaan karena adanya bakteri baik.

Dari sisi budaya, makanan ini menunjukkan bagaimana masyarakat Indonesia bisa mengolah bahan lokal sederhana jadi makanan yang kaya rasa dan makna.

Tradisi pembuatan dan penyajiannya pun memperkuat ikatan sosial antar anggota keluarga dan tetangga saat membuatnya bersama-sama.


Cara Menikmati Lamang Tapai

Kalau kamu pertama kali coba Lamang Tapai, ada beberapa tips supaya rasanya makin nikmat:

  • Potong lamang menjadi ukuran kecil agar gampang disantap.

  • Ambil secukupnya tapai, jangan terlalu banyak supaya rasa asamnya pas.

  • Nikmati bersama teh hangat atau kopi supaya perpaduan rasa makin terasa.

  • Bisa juga ditambah sedikit kelapa parut untuk sensasi gurih tambahan.

Makanan ini enak dinikmati saat santai di sore hari, sambil ngobrol bersama keluarga atau teman.


Sudah Coba Buat Sendiri?

Kalau kamu suka tantangan di dapur, membuat makanan ini sendiri juga bisa jadi pengalaman seru. Cukup siapkan ketan, santan, daun janur, ragi tapai, dan waktu untuk fermentasi.

Meski prosesnya agak panjang, hasilnya akan terasa lebih spesial karena dibuat sendiri dengan cinta.

Selain itu, bikin makanan ini juga bisa jadi cara mengenalkan tradisi dan budaya kuliner Indonesia ke generasi muda.


Yuk, Lestarikan Makanan Tradisional Ini!

Di tengah arus makanan modern, jajanan seperti Lamang Tapai berpotensi terlupakan. Padahal, camilan ini menyimpan cerita panjang dan nilai budaya yang tak ternilai.

Kamu bisa mulai dari hal kecil, seperti membeli lamang tapai di pasar tradisional, membagikan cerita tentang makanan ini di media sosial, atau coba membuat sendiri di rumah.

Dengan begitu, makanan ini tetap hidup dan terus dinikmati oleh banyak generasi ke depan.


Penutup: Manis Asam Lamang Tapai, Cita Rasa yang Tak Lekang Waktu

Makanan ini bukan hanya soal rasa manis dan asam yang menyegarkan, tapi juga cerminan tradisi dan kebersamaan dalam masyarakat Indonesia.

Setiap gigitan mengajak kita untuk mengenang warisan leluhur dan menghargai keindahan kuliner tradisional yang sederhana tapi kaya makna.

Meuseukat: Manisan Kacang Aceh yang Mirip Dodol, tapi Berbeda

Resep Meuseukat (Khas Aceh) oleh Mutiarisa - Cookpad

Sekilas tentang Meuseukat

Kalau kamu jalan-jalan ke Aceh, salah satu oleh-oleh yang sering direkomendasikan adalah Meuseukat wisatatpikota.id . Namanya memang nggak seterkenal dodol Garut, tapi soal rasa dan tradisi, kue ini punya tempat istimewa di hati orang Aceh.

Meuseukat adalah sejenis manisan yang teksturnya lembut dan kenyal, berbahan dasar kacang tanah, tepung, gula, dan air. Sekilas memang mirip dodol, tapi kalau udah dicoba, kamu bakal tahu rasanya beda banget!


Bahan dan Cara Bikin yang Unik

Salah satu hal yang bikin kue ini beda adalah bahannya. Kalau dodol biasa pakai ketan dan santan, kue ini justru pakai kacang tanah yang sudah disangrai dan dihaluskan, dicampur dengan tepung terigu, gula, dan sedikit rempah seperti kayu manis dan cengkeh.

Proses masaknya juga nggak main-main. Semua bahan diaduk terus-menerus di atas api kecil, sampai mengental dan bisa dicetak. Biasanya dicetak di atas nampan besar, lalu dipotong-potong kotak kecil.

Teksturnya kenyal, tapi nggak lengket di gigi. Rasanya manis legit dengan aroma kacang yang khas—bikin siapa aja yang coba pasti nambah!


Filosofi di Balik Rasa Manisnya

Meuseukat bukan cuma camilan biasa. Di Aceh, manisan ini punya makna khusus. Biasanya disajikan dalam acara pernikahan, tunangan, atau sebagai oleh-oleh saat menyambut tamu penting.

Rasa manisnya dianggap sebagai simbol harapan agar hubungan yang terjalin juga manis, harmonis, dan langgeng. Karena itu, kue ini juga disebut “manisan cinta” oleh sebagian masyarakat Aceh.

Tradisi ini masih dijaga sampai sekarang. Bahkan, dalam beberapa keluarga, resep meuseukat diwariskan turun-temurun.


Mirip Dodol, Tapi Tetap Punya Ciri Khas

Kalau dilihat sepintas, kamu mungkin ngira meuseukat itu dodol biasa. Tapi coba kamu perhatikan baik-baik, ada beberapa perbedaan yang bikin kue ini punya ciri khas:

  • Bahan Utama: Meuseukat pakai kacang tanah, sedangkan dodol umumnya pakai ketan dan santan.

  • Rasa: Meuseukat punya rasa kacang yang kuat dan aroma rempah yang khas.

  • Tekstur: Lebih lembut dan padat, tapi nggak se-lengket dodol.

  • Tampilan: Biasanya dicetak lebih tipis dan dipotong rapi, bahkan dibungkus satu per satu.

Jadi meskipun mirip dodol, meuseukat tetap punya identitas sendiri yang bikin orang Aceh bangga.


Oleh-Oleh Khas yang Mulai Langka

Sayangnya, meskipun enak dan bersejarah, Meuseukat mulai jarang ditemukan. Hanya beberapa toko oleh-oleh di Banda Aceh atau daerah Pidie yang masih memproduksinya secara tradisional.

Alasannya sederhana—proses pembuatannya butuh waktu dan tenaga. Di zaman serba cepat ini, banyak orang lebih memilih jajanan modern. Tapi untungnya, masih ada UMKM lokal yang tetap setia memproduksi kue ini dan menjualnya secara online juga.

Kalau kamu pencinta kuliner tradisional, jangan lupa cari Meuseukat pas berkunjung ke Aceh. Atau kamu juga bisa beli lewat toko oleh-oleh Aceh di e-commerce.


Cara Menikmati Meuseukat

Meuseukat cocok banget jadi camilan sore sambil minum teh atau kopi. Karena rasanya manis, kamu juga bisa padukan dengan minuman pahit seperti kopi arabika Gayo biar lebih seimbang.

Selain itu, kue ini juga tahan lama kalau disimpan dengan baik. Bungkusannya biasanya pakai plastik atau kertas minyak, jadi bisa dibawa sebagai oleh-oleh tanpa takut basi.

Kalau kamu kreatif, kue ini juga bisa dijadikan topping untuk kue atau dessert modern. Rasanya tetap cocok dan bisa jadi twist yang unik!


Yuk, Lestarikan Makanan Tradisional!

Meuseukat bukan cuma makanan enak, tapi juga bagian dari identitas budaya Aceh. Di balik rasanya yang manis, ada nilai-nilai warisan, harapan, dan kebersamaan yang patut dijaga.

Kita bisa bantu melestarikannya dengan cara simpel, seperti:

  • Membeli produk kue ini dari pengrajin lokal

  • Mengenalkan kue ini ke teman atau keluarga

  • Membagikan cerita dan informasi tentang Meuseukat di media sosial

Dengan begitu, Meuseukat bisa tetap eksis dan nggak dilupakan generasi mendatang.


Penutup: Manisan Lokal, Rasa Nasional

Meuseukat adalah contoh nyata kalau makanan tradisional Indonesia itu kaya rasa dan makna. Walau mirip dodol, ia punya karakter sendiri yang khas—dari bahan, rasa, sampai tradisi di baliknya.

Jadi, yuk cintai dan lestarikan kuliner lokal seperti Meuseukat. Karena setiap potong manisan ini adalah potongan sejarah dan budaya yang patut kita banggakan.

Kuah Beulangong: Masakan Rakyat Aceh yang Penuh Filosofi

Kuah Beulangong Khas Aceh dan Sejarahnya

Apa Itu Kuah Beulangong?

Kalau kamu pernah ke Aceh wisatatpikota.id , pasti pernah dengar tentang Kuah Beulangong. Ini adalah salah satu masakan tradisional yang punya peran penting dalam berbagai acara masyarakat Aceh. Namanya sendiri diambil dari dua kata: kuah yang artinya kuah atau sup, dan beulangong yang artinya kuali besar dari besi.

Kuah ini biasanya dimasak dalam jumlah besar untuk disantap bersama-sama di acara kenduri, pesta pernikahan, atau peringatan keagamaan. Rasanya? Jangan ditanya, kaya rempah, gurih, dan bikin nagih!


Cita Rasa Khas yang Bikin Kangen

Kuah Beulangong punya rasa yang sangat khas. Bahan utamanya biasanya daging sapi atau kambing, dan dicampur dengan nangka muda atau pisang kepok mentah. Lalu dimasak dengan bumbu khas Aceh seperti cabai, bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, jahe, kunyit, dan asam sunti.

Yang bikin beda adalah proses memasaknya. Dimasak berjam-jam di atas kayu bakar, pakai kuali besar, dan biasanya dilakukan bareng-bareng. Makanya, selain rasanya enak, momen masaknya juga penuh kebersamaan.


Filosofi di Balik Kuah Beulangong

Masakan ini bukan cuma soal rasa. Ada nilai-nilai filosofi yang kuat di baliknya. Misalnya:

  • Kebersamaan: Kuah Beulangong hampir selalu dimasak secara gotong royong. Warga satu kampung bisa ikut ambil bagian, mulai dari nyiapin bahan sampai masak.

  • Keikhlasan: Nggak ada yang dibayar, semua sukarela. Yang punya hajat nyiapin bahan, yang lain bantu masak dan menyajikan.

  • Persatuan: Dalam satu panci besar, semua bahan bercampur jadi satu. Ini mencerminkan persatuan dan kerukunan masyarakat Aceh yang majemuk.

Filosofi ini masih sangat dijaga sampai sekarang, lho. Bahkan anak muda Aceh juga tetap dilibatkan dalam prosesnya agar budaya ini nggak hilang.


Bukan Sekadar Makanan, Tapi Warisan Budaya

Di Aceh, Kuah Beulangong bukan sekadar menu makan siang biasa. Ini adalah simbol budaya. Masyarakat Aceh percaya bahwa makanan bisa menyatukan, bisa menyampaikan pesan, bahkan bisa mempererat tali silaturahmi.

Karena itu, masakan ini sering jadi menu utama saat acara penting. Baik itu acara bahagia seperti pernikahan, atau acara keagamaan seperti Maulid Nabi dan kenduri kematian.


Proses Masak yang Jadi Tradisi

Masak Kuah Beulangong bukan hal yang instan. Butuh waktu, tenaga, dan kebersamaan. Prosesnya bisa dimulai sejak subuh. Ada yang bagian memotong daging, ada yang siapkan bumbu, dan ada juga yang jadi koki utama yang jaga api dan adukan kuah.

Uniknya lagi, semua dilakukan di tempat terbuka. Biasanya di halaman rumah atau lapangan. Suasananya ramai, penuh canda, dan pastinya penuh aroma rempah yang menggoda.


Sudah Mulai Langka? Ini Tantangannya

Meski masih sering dimasak di kampung-kampung, Kuah Beulangong mulai jarang ditemui di kota besar. Gaya hidup cepat dan budaya instan bikin orang mulai lupa dengan tradisi ini. Apalagi, generasi muda cenderung memilih makanan modern atau cepat saji.

Tapi tenang, masih banyak komunitas budaya dan pemuda Aceh yang peduli. Mereka sering mengadakan acara memasak bersama untuk melestarikan tradisi ini. Bahkan ada yang memasukkan Kuah Beulangong dalam festival kuliner dan pariwisata daerah.


Harus Coba Sekali Seumur Hidup!

Kalau kamu berkesempatan datang ke Aceh, sempatkan untuk mencicipi makanan ini. Jangan cuma lihat dari foto atau dengar cerita orang. Rasakan sendiri bagaimana masakan ini bisa bikin kamu merasa jadi bagian dari keluarga besar.

Dan kalau kamu orang Aceh yang merantau, jangan lupakan warisan ini. Ajak teman-temanmu coba masakan ini, dan tunjukkan kalau Indonesia punya kuliner yang kaya rasa dan makna.


Penutup: Lebih dari Sekadar Makanan

Kuah Beulangong adalah bukti bahwa masakan bisa jadi media pelestarian budaya. Lewat satu panci besar, masyarakat Aceh mengajarkan nilai-nilai penting: gotong royong, kebersamaan, dan rasa syukur.

Jadi, lain kali kamu dengar soal Kuah Beulangong, ingatlah bahwa ini bukan cuma soal rasa. Tapi soal cerita, sejarah, dan cinta pada budaya sendiri.

Timphan: Camilan Ketan Isi Srikaya yang Wajib Dicoba

Jual timphan aceh Harga Terbaik & Termurah September 2025 | Shopee Indonesia

1. Timphan Itu Apa Sih?

Kalau kamu belum pernah dengar soal timphan, kamu harus banget kenalan sama camilan manis satu ini. Timphan adalah kue tradisional khas Aceh yang terbuat dari ketan dan biasanya diisi dengan srikaya atau pisang. Rasanya manis legit, teksturnya lembut, dan aromanya bikin ngiler.

Kue ini biasa dibungkus pakai daun pisang dan dikukus sampai matang. Prosesnya sederhana, tapi hasilnya luar biasa. Kue ini biasanya hadir di momen spesial seperti lebaran atau acara adat di Aceh.


2. Bahan Dasarnya Nggak Ribet

Salah satu alasan kenapa kue ini masih banyak digemari sampai sekarang adalah karena bahan-bahannya gampang ditemukan dan ekonomis. Kamu cuma butuh beberapa bahan utama seperti:

  • Tepung ketan putih

  • Santan kelapa

  • Gula pasir

  • Pasta srikaya atau pisang raja yang dihaluskan

  • Sedikit garam

  • Daun pisang untuk membungkus

Karena bahan-bahannya alami dan tanpa pengawet, kue ini juga jadi pilihan camilan sehat, apalagi buat anak-anak.


3. Ciri Khas Timphan Dibanding Kue Lain

Yang bikin kue ini beda dari camilan ketan lainnya adalah isian srikayanya yang khas. Srikaya di sini bukan buah ya, tapi semacam selai yang dibuat dari telur, santan, dan gula. Rasanya manis lembut, dan pas banget dikombinasiin sama ketan yang kenyal.

Warna luar kue ini biasanya kuning kecoklatan karena proses kukus dan daun pisang. Aromanya juga khas banget, campuran harum daun dan wangi santan.


4. Cara Bikin Timphan di Rumah

Pengen coba bikin sendiri? Gampang kok, asal sabar dan telaten. Ini garis besar cara membuatnya:

  1. Campur tepung ketan dengan santan hangat dan garam sampai kalis.

  2. Siapkan isian srikaya atau pisang sesuai selera.

  3. Ambil selembar daun pisang, beri adonan ketan, pipihkan.

  4. Tambahkan isian, lipat dan bungkus rapi.

  5. Kukus selama 20–30 menit sampai matang dan wangi.

Tips penting: gunakan daun pisang yang sudah dilayukan di atas api biar lentur dan nggak mudah sobek saat dibungkus.


5. Timphan Bukan Sekadar Camilan

Di Aceh, timphan itu lebih dari sekadar jajanan. Kue ini punya nilai budaya yang tinggi. Biasanya, orang-orang bikin timphan rame-rame saat menjelang hari raya atau saat ada acara adat. Ini bukan cuma soal makanan, tapi juga soal kebersamaan.

Maka dari itu, kue ini juga sering dianggap simbol keramahtamahan orang Aceh. Setiap tamu yang datang biasanya disuguhi kue ini sebagai bentuk penghormatan.


6. Variasi Rasa yang Bikin Nggak Bosan

Meskipun yang paling populer itu isi srikaya, sekarang kue ini juga punya banyak variasi rasa. Beberapa isi yang sering ditemui:

  • Pisang raja

  • Kelapa parut manis

  • Cokelat

  • Kacang hijau

Tapi tetap ya, isian srikaya masih jadi juaranya. Rasanya klasik dan punya sentuhan khas Aceh yang nggak bisa digantikan.


7. Timphan dan Jajanan Pasar Lainnya

Kue ini cocok banget dijadikan teman ngopi atau teh sore. Kamu juga bisa menyajikannya bareng jajanan pasar lainnya kayak kue lapis, nagasari, atau lemper. Kombinasi ini cocok buat acara arisan, pengajian, atau sekadar ngemil santai di rumah.

Karena bentuknya mungil dan bisa disimpan di suhu ruang selama sehari penuh, timphan juga cocok jadi oleh-oleh khas dari Aceh.


8. Wajib Dicoba Minimal Sekali!

Kalau kamu pecinta kuliner tradisional, kue ini wajib masuk daftar camilan yang harus kamu coba. Teksturnya lembut, manisnya pas, dan aromanya bikin nagih.

Nggak cuma enak, makan timphan juga bikin kita makin menghargai kekayaan budaya dan resep warisan nenek moyang. Kue ini sederhana tapi punya cerita panjang.


Kesimpulan: Timphan Itu Cinta pada Gigitan Pertama

Timphan memang bukan camilan modern dengan topping fancy. Tapi justru kesederhanaan itu yang bikin dia spesial. Dari rasa, tekstur, sampai cara penyajiannya, semua punya keunikan tersendiri.

Kalau kamu belum pernah nyobain, sekarang waktunya buka lembar baru petualangan rasa. Timphan bukan cuma camilan, tapi bagian dari identitas kuliner Indonesia yang wajib dilestarikan.

Boh Rom-rom: Kue Tradisional Aceh yang Manis dan Kenyal

RRI.co.id - Boh Rom-Rom, Kudapan Manis Untuk Berbuka Puasa Khas Aceh

Kenalan Dulu Sama Boh Rom-rom

Kalau kamu pernah ke Aceh wisatatpikota.id dan mampir ke pasar tradisional atau acara adat, mungkin pernah lihat kue kecil bulat warna hijau yang dibungkus daun pisang. Nah, itu dia namanya boh rom-rom.

Kue ini bentuknya mungil, kenyal di luar, dan manis meleleh di dalam. Isiannya gula merah cair yang langsung pecah begitu digigit. Rasanya mirip klepon, tapi punya cita rasa sendiri yang khas Aceh banget.


Asal-usul dan Filosofi di Balik Boh Rom-rom

Nama “boh rom-rom” sendiri unik. Dalam bahasa Aceh, “boh” artinya buah. Sementara “rom-rom” nggak punya arti harfiah, tapi lebih ke suara yang lucu dan mudah diingat. Jadi bisa dibilang, namanya memang sengaja dibuat manis kayak kue ini.

Biasanya, kue ini disajikan saat hari raya, kenduri, atau acara adat. Kue ini dianggap simbol kebersamaan dan kebahagiaan, karena sering dinikmati rame-rame bareng keluarga atau tamu.


Apa Bedanya Boh Rom-rom dan Klepon?

Sekilas, kue ini memang mirip banget sama klepon dari Jawa. Tapi ada beberapa hal yang bikin dia beda:

  • Aromanya lebih wangi karena biasanya pakai daun pandan asli atau daun suji.

  • Tepungnya lebih halus, jadi tekstur kenyalnya lebih lembut.

  • Cara penyajiannya, kue ini sering dibungkus daun pisang biar aroma dan tampilannya lebih tradisional.

Jadi walaupun mirip, kamu bakal tahu bedanya setelah coba sendiri.


Bahan dan Cara Bikin Boh Rom-rom

Penasaran pengen bikin sendiri di rumah? Gampang kok! Bahannya sederhana, alatnya pun nggak ribet.

Bahan-bahan:

  • 250 gram tepung ketan putih

  • 150 ml air pandan (bisa dari daun pandan + daun suji diblender)

  • Sejumput garam

  • Gula merah (dipotong kecil buat isian)

  • Kelapa parut kasar (kukus dan beri sedikit garam)

  • Daun pisang (opsional, buat penyajian)

Cara Membuat:

  1. Campur tepung ketan dan garam, lalu tuang air pandan sedikit demi sedikit sampai bisa dibentuk.

  2. Ambil sedikit adonan, pipihkan, isi dengan potongan gula merah, lalu bulatkan.

  3. Rebus air sampai mendidih, masukkan bola-bola boh rom-rom.

  4. Kalau sudah mengapung, angkat dan tiriskan.

  5. Gulingkan ke kelapa parut, lalu sajikan. Bisa juga dibungkus daun pisang biar makin wangi.

Tips Tambahan:

  • Pakai gula merah yang asli dan lembut, jangan yang terlalu keras biar gampang lumer.

  • Kelapa parut jangan lupa dikukus dulu supaya awet dan nggak cepat basi.


Cocok Buat Segala Suasana

Kue ini bukan cuma enak, tapi juga fleksibel banget. Mau buat camilan sore? Bisa. Mau dijadikan menu takjil buka puasa? Pas banget. Bahkan buat hantaran acara keluarga atau oleh-oleh juga cocok.

Karena teksturnya kenyal dan isiannya manis, anak-anak pun biasanya suka banget. Apalagi kalau disajikan hangat, dijamin lumer di mulut!


Boh Rom-rom dan Identitas Kuliner Aceh

Kue kecil ini jadi bukti bahwa kuliner Aceh nggak cuma soal makanan berat kayak mie Aceh atau kari kambing. Tapi juga punya jajanan pasar yang kaya rasa dan tradisi.

Di tengah banyaknya makanan modern, boh rom-rom tetap bertahan. Bahkan sekarang banyak yang menjualnya di toko oleh-oleh atau dijadikan menu andalan di restoran khas Aceh. Artinya, kue ini punya nilai budaya yang kuat dan layak dipertahankan.


Penutup: Boh Rom-rom, Si Kecil yang Bikin Nagih

Kadang yang sederhana justru paling berkesan, dan boh rom-rom adalah contohnya. Bentuknya kecil, tapi punya rasa dan cerita yang besar. Manis, kenyal, wangi, dan penuh nostalgia.

Kalau kamu belum pernah coba, cari di pasar tradisional atau minta orang Aceh buatkan. Atau lebih seru lagi, cobain bikin sendiri di rumah bareng keluarga.

Roti Cane: Perpaduan Roti India dan Cita Rasa Aceh

Ternyata Mudah, Ini Cara Membuat Roti Canai Khas Malaysia

Apa Itu Roti Cane?

Kalau kamu pernah ke Aceh atau daerah Sumatra lainnya, pasti pernah lihat makanan bernama roti cane wisatatpikota.id . Bentuknya bulat pipih, mirip roti prata dari India. Rasanya? Bisa gurih, manis, bahkan pedas, tergantung topping dan kuah yang dipakai.

Roti ini sering dijadikan sarapan, camilan sore, atau teman minum teh. Yang bikin unik, walaupun asalnya dari budaya India, roti ini sudah punya sentuhan khas Aceh yang nggak bisa ditemukan di tempat lain.


Asal Usul Roti Cane: Dari India ke Aceh

Awalnya, roti ini memang datang dari India, terutama dari budaya Muslim India Selatan. Di India, makanan ini dikenal sebagai roti paratha atau roti prata, dan dibawa oleh para pedagang serta imigran ke Indonesia, terutama ke wilayah Aceh yang sejak lama jadi pusat perdagangan.

Di Aceh, roti ini nggak cuma ditiru, tapi diolah ulang dengan bahan dan cara masak yang disesuaikan dengan lidah lokal. Inilah yang bikin roti ini Aceh beda dari versi aslinya.


Rasa yang Beragam, dari Manis sampai Pedas

Yang menarik dari roti cane Aceh adalah kamu bisa pilih rasa sesuai selera. Ada beberapa pilihan yang sering ditemui:

  • Roti Cane Cokelat atau Susu: Cocok buat yang suka manis. Biasanya dikasih topping kental manis atau meses.

  • Roti Cane Kari Kambing: Ini favorit banget! Disajikan dengan kuah kari kental dan daging kambing yang empuk.

  • Roti Cane Telur: Roti ditambah telur saat digoreng, rasanya gurih dan cocok buat sarapan.

  • Roti Cane Keju atau Madu: Variasi modern yang makin banyak diminati anak muda.

Rasa yang beragam ini bikin roti ini disukai semua umur, dari anak-anak sampai orang tua.


Cara Membuat Roti Cane di Rumah

Penasaran mau bikin sendiri? Gampang kok, asal sabar ngulenin adonannya. Berikut bahan dan langkah sederhananya:

Bahan:

  • 250 gram tepung terigu

  • 1 butir telur

  • 100 ml air hangat

  • 2 sdm margarin cair

  • Sejumput garam

  • Minyak untuk merendam adonan

Langkah:

  1. Campur tepung, telur, air hangat, garam, dan margarin. Uleni sampai kalis.

  2. Bentuk bulatan kecil, rendam dalam minyak selama minimal 1 jam.

  3. Tipiskan adonan di atas meja, lalu lipat dan goreng di teflon sampai kecoklatan.

  4. Sajikan dengan topping favoritmu atau kuah kari.

Tips: Biarkan adonan cukup lama dalam minyak supaya roti jadi renyah di luar dan lembut di dalam.


Kenapa Roti Cane Jadi Favorit Banyak Orang?

Jawabannya sederhana: karena rasanya unik dan fleksibel. Bisa jadi makanan ringan, bisa juga jadi makanan berat. Roti ini juga mudah ditemui di warung, kedai kopi, bahkan restoran besar di Aceh dan beberapa kota besar lainnya.

Selain itu, makan roti ini juga punya nuansa budaya yang kuat. Kita bisa merasakan bagaimana budaya India dan Aceh saling berbaur lewat satu piring makanan.


Roti Cane dan Identitas Kuliner Aceh

Walau bukan murni asli Indonesia, roti ini sudah jadi bagian dari identitas kuliner Aceh. Sama seperti mie Aceh, kopi Gayo, dan nasi gurih, roti ini menunjukkan bagaimana Aceh sebagai daerah yang terbuka pada pengaruh luar tapi tetap punya karakter kuat.

Banyak wisatawan yang datang ke Aceh menjadikan roti ini sebagai salah satu makanan wajib coba. Bahkan beberapa tempat menjual versi beku atau instannya supaya bisa dibawa pulang ke luar daerah.


Penutup: Roti Cane, Bukti Perpaduan Rasa dan Budaya

Roti ini bukan sekadar makanan, tapi simbol dari pertemuan dua budaya—India dan Aceh—yang melahirkan cita rasa baru yang khas. Dari camilan manis sampai roti dengan kuah kari pedas, semua bisa kamu temui dalam satu menu sederhana ini.

Kalau kamu belum pernah coba, wajib banget cari di kedai terdekat atau coba bikin sendiri di rumah. Dijamin, sekali makan pasti pengen lagi.

Keumamah: Ikan Kayu Asap Jadi Primadona Makanan Tahan Lama

Resep Keumamah Khas Aceh oleh Ken - Cookpad

Apa Itu Keumamah?

Pernah dengar istilah ikan kayu? Nah, itulah nama lain dari Keumamah, makanan khas Aceh yang terbuat dari ikan tongkol yang direbus, lalu diasap dan dikeringkan sampai teksturnya keras seperti kayu.

Unik, kan? Tapi jangan salah. Walaupun keras di awal, makanan ini punya rasa yang gurih banget setelah dimasak dengan bumbu rempah. Makanan ini udah ada sejak zaman dulu dan masih eksis sampai sekarang.


Awal Mula Keumamah: Makanan Perang yang Cerdas

Keumamah punya cerita unik. Dulu, makanan ini jadi andalan para pejuang Aceh saat perang melawan penjajah. Kenapa? Karena tahan lama tanpa lemari es dan mudah dibawa-bawa. Nggak perlu repot dimasak dari awal, cukup disuwir, tumis sebentar, jadi lauk enak!

Sampai sekarang, makanan ini tetap jadi stok andalan di banyak rumah Aceh. Buat kamu yang pengen punya lauk awet tanpa ribet, ini bisa jadi pilihan terbaik.


Bahan-Bahan dan Cara Membuat Keumamah

Meskipun prosesnya kelihatan rumit, sebenernya bahan Keumamah itu sederhana banget. Ikan yang biasanya dipakai adalah ikan tongkol, tapi bisa juga pakai ikan cakalang atau tuna.

Langkah-langkah dasarnya:

  1. Rebus ikan segar sampai matang.

  2. Pisahkan dagingnya dari duri dan kulit.

  3. Jemur sampai kering atau diasap.

  4. Simpan di wadah kering dan bersih.

Setelah jadi, makanan ini bisa disimpan selama berbulan-bulan. Nanti saat mau dimakan, tinggal disuwir, lalu dimasak dengan bumbu sesuai selera.


Resep Simpel Masak Keumamah

Kamu udah punya keumamah kering di rumah? Yuk coba olahan paling favorit: Keumamah Tumis Aceh.

Bahan:

  • Keumamah suwir secukupnya

  • Bawang merah dan putih

  • Cabai merah dan hijau

  • Serai, daun jeruk, lengkuas

  • Garam, penyedap rasa, dan sedikit santan (opsional)

Cara masak:

  1. Tumis bumbu sampai harum.

  2. Masukkan keumamah suwir, aduk rata.

  3. Tambahkan sedikit air atau santan.

  4. Masak hingga bumbu meresap.

  5. Sajikan hangat dengan nasi putih.

Rasanya? Gurih, pedas, dan kaya aroma rempah. Bikin nambah nasi terus!


Cita Rasa yang Nggak Bisa Dilupakan

Makanan ini punya rasa yang khas banget. Karena diasap dan dikeringkan, aromanya wangi dan gurih alami. Teksturnya yang awalnya keras, setelah dimasak jadi empuk dan berserat.

Bumbu rempah yang kuat bikin makanan ini nggak kalah enak dari rendang atau semur. Bahkan, buat orang Aceh, makanan ini sering jadi lauk favorit saat lebaran atau kenduri keluarga.


Kenapa Keumamah Jadi Primadona?

Ada banyak alasan kenapa makanan ini tetap populer sampai sekarang:

  • Tahan lama tanpa pengawet

  • Praktis dan mudah diolah kapan saja

  • Rasanya khas dan kaya rempah

  • Cocok jadi stok lauk darurat di rumah

  • Nilai budaya yang tinggi

Bahkan di luar Aceh, makanan ini mulai dikenal sebagai oleh-oleh khas yang unik dan bergizi. Banyak toko online yang jual versi kemasan siap masak, lho!


Nilai Budaya di Balik Keumamah

Lebih dari sekadar makanan, makanan ini adalah bagian dari sejarah dan budaya Aceh. Dulu digunakan dalam strategi bertahan hidup saat perang, sekarang jadi simbol kecerdikan dan kemandirian.

Setiap keluarga Aceh pasti punya cerita soal makanan ini. Dari bekal anak kos, oleh-oleh mudik, sampai stok wajib buat keluarga besar.


Siapa Bilang Makanan Tradisional Ketinggalan Zaman?

Di era serba instan kayak sekarang, makanan ini justru jadi solusi buat yang pengen makan enak tapi nggak punya banyak waktu. Tinggal ambil stok, masak sebentar, langsung bisa dinikmati. Cocok banget buat kamu yang sibuk tapi tetap mau makan sehat dan bergizi.


Penutup

Keumamah bukan cuma “ikan kayu” biasa. Ini adalah makanan penuh cerita, rasa, dan nilai budaya. Dengan daya tahan tinggi dan rasa yang makin lama makin nikmat, nggak heran kalau Keumamah jadi primadona makanan tahan lama dari Aceh.

slot depo 5k

spaceman slot