Tag: budaya Indonesia

Kuah Beulangong: Masakan Rakyat Aceh yang Penuh Filosofi

Kuah Beulangong Khas Aceh dan Sejarahnya

Apa Itu Kuah Beulangong?

Kalau kamu pernah ke Aceh wisatatpikota.id , pasti pernah dengar tentang Kuah Beulangong. Ini adalah salah satu masakan tradisional yang punya peran penting dalam berbagai acara masyarakat Aceh. Namanya sendiri diambil dari dua kata: kuah yang artinya kuah atau sup, dan beulangong yang artinya kuali besar dari besi.

Kuah ini biasanya dimasak dalam jumlah besar untuk disantap bersama-sama di acara kenduri, pesta pernikahan, atau peringatan keagamaan. Rasanya? Jangan ditanya, kaya rempah, gurih, dan bikin nagih!


Cita Rasa Khas yang Bikin Kangen

Kuah Beulangong punya rasa yang sangat khas. Bahan utamanya biasanya daging sapi atau kambing, dan dicampur dengan nangka muda atau pisang kepok mentah. Lalu dimasak dengan bumbu khas Aceh seperti cabai, bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, jahe, kunyit, dan asam sunti.

Yang bikin beda adalah proses memasaknya. Dimasak berjam-jam di atas kayu bakar, pakai kuali besar, dan biasanya dilakukan bareng-bareng. Makanya, selain rasanya enak, momen masaknya juga penuh kebersamaan.


Filosofi di Balik Kuah Beulangong

Masakan ini bukan cuma soal rasa. Ada nilai-nilai filosofi yang kuat di baliknya. Misalnya:

  • Kebersamaan: Kuah Beulangong hampir selalu dimasak secara gotong royong. Warga satu kampung bisa ikut ambil bagian, mulai dari nyiapin bahan sampai masak.

  • Keikhlasan: Nggak ada yang dibayar, semua sukarela. Yang punya hajat nyiapin bahan, yang lain bantu masak dan menyajikan.

  • Persatuan: Dalam satu panci besar, semua bahan bercampur jadi satu. Ini mencerminkan persatuan dan kerukunan masyarakat Aceh yang majemuk.

Filosofi ini masih sangat dijaga sampai sekarang, lho. Bahkan anak muda Aceh juga tetap dilibatkan dalam prosesnya agar budaya ini nggak hilang.


Bukan Sekadar Makanan, Tapi Warisan Budaya

Di Aceh, Kuah Beulangong bukan sekadar menu makan siang biasa. Ini adalah simbol budaya. Masyarakat Aceh percaya bahwa makanan bisa menyatukan, bisa menyampaikan pesan, bahkan bisa mempererat tali silaturahmi.

Karena itu, masakan ini sering jadi menu utama saat acara penting. Baik itu acara bahagia seperti pernikahan, atau acara keagamaan seperti Maulid Nabi dan kenduri kematian.


Proses Masak yang Jadi Tradisi

Masak Kuah Beulangong bukan hal yang instan. Butuh waktu, tenaga, dan kebersamaan. Prosesnya bisa dimulai sejak subuh. Ada yang bagian memotong daging, ada yang siapkan bumbu, dan ada juga yang jadi koki utama yang jaga api dan adukan kuah.

Uniknya lagi, semua dilakukan di tempat terbuka. Biasanya di halaman rumah atau lapangan. Suasananya ramai, penuh canda, dan pastinya penuh aroma rempah yang menggoda.


Sudah Mulai Langka? Ini Tantangannya

Meski masih sering dimasak di kampung-kampung, Kuah Beulangong mulai jarang ditemui di kota besar. Gaya hidup cepat dan budaya instan bikin orang mulai lupa dengan tradisi ini. Apalagi, generasi muda cenderung memilih makanan modern atau cepat saji.

Tapi tenang, masih banyak komunitas budaya dan pemuda Aceh yang peduli. Mereka sering mengadakan acara memasak bersama untuk melestarikan tradisi ini. Bahkan ada yang memasukkan Kuah Beulangong dalam festival kuliner dan pariwisata daerah.


Harus Coba Sekali Seumur Hidup!

Kalau kamu berkesempatan datang ke Aceh, sempatkan untuk mencicipi makanan ini. Jangan cuma lihat dari foto atau dengar cerita orang. Rasakan sendiri bagaimana masakan ini bisa bikin kamu merasa jadi bagian dari keluarga besar.

Dan kalau kamu orang Aceh yang merantau, jangan lupakan warisan ini. Ajak teman-temanmu coba masakan ini, dan tunjukkan kalau Indonesia punya kuliner yang kaya rasa dan makna.


Penutup: Lebih dari Sekadar Makanan

Kuah Beulangong adalah bukti bahwa masakan bisa jadi media pelestarian budaya. Lewat satu panci besar, masyarakat Aceh mengajarkan nilai-nilai penting: gotong royong, kebersamaan, dan rasa syukur.

Jadi, lain kali kamu dengar soal Kuah Beulangong, ingatlah bahwa ini bukan cuma soal rasa. Tapi soal cerita, sejarah, dan cinta pada budaya sendiri.

Bir Pletok: Minuman Hangat Tanpa Alkohol Khas Betawi

Meski Pakai Kata 'Bir', Bir Pletok Bisa Disertifikasi Halal, Ini Beberapa Produknya | Republika Online

Apa Itu Bir Pletok?

Kalau dengar kata “bir”, pasti pikiran langsung ke minuman beralkohol. Tapi beda sama bir pletok! Ini minuman khas Betawi https://wisatatpikota.id/ yang nggak mengandung alkohol sama sekali. Justru, minuman ini terbuat dari campuran rempah-rempah alami yang bikin badan jadi hangat, apalagi kalau diminumnya pas malam hari atau saat hujan.

Bir pletok biasanya berwarna merah keunguan, wangi, dan punya rasa hangat yang khas. Nama “bir” cuma karena dulunya orang Betawi pengen bikin minuman lokal yang mirip minuman bule, tapi tentu versi halal dan sehat.


Asal Usul Bir Pletok

Bir pletok berasal dari kebudayaan masyarakat Betawi tempo dulu. Waktu zaman penjajahan, banyak orang Belanda yang minum bir. Orang Betawi pun pengen punya minuman khas sendiri yang bisa dinikmati malam-malam buat menghangatkan badan, tapi tentunya tanpa efek mabuk.

Dari situ, muncullah ide bikin minuman dari campuran jahe, serai, daun pandan, kayu secang, dan berbagai rempah lainnya. Nah, nama “pletok” sendiri katanya dari suara botol yang dikocok bareng es batu saat penyajiannya, bunyinya kayak “pletok-pletok”.


Bahan-Bahan dan Cara Membuatnya

Salah satu keunikan bir pletok itu dari bahan alami yang digunakan. Ini dia bahan-bahannya:

  • Jahe (yang udah digeprek)

  • Kayu secang (buat warna merah alami)

  • Serai

  • Daun pandan

  • Cengkeh

  • Kapulaga

  • Kayu manis

  • Gula batu atau gula aren

Cara buatnya gampang:
Semua bahan direbus bareng air sampai mendidih dan keluar aromanya. Setelah itu disaring dan bisa langsung diminum dalam keadaan hangat, atau dikocok bareng es batu kalau mau versi dingin.


Manfaat Bir Pletok buat Kesehatan

Nggak cuma enak dan bikin hangat, minuman ini juga punya banyak manfaat kesehatan karena pakai rempah-rempah tradisional:

  • Menghangatkan tubuh, cocok banget diminum pas malam atau musim hujan

  • Meningkatkan daya tahan tubuh, karena jahe dan rempah punya sifat antioksidan

  • Melancarkan peredaran darah

  • Meredakan masuk angin atau mual

  • Baik untuk pencernaan dan sistem imun

Jadi bisa dibilang, ini bukan cuma minuman tradisional biasa, tapi juga kaya khasiat.


Bir Pletok di Zaman Sekarang

Meskipun udah masuk era modern, minuman ini tetap eksis. Bahkan sekarang udah banyak dijual dalam bentuk kemasan instan, bubuk, atau botolan. Bisa dibeli di toko oleh-oleh khas Betawi atau lewat online.

Beberapa cafe atau restoran juga mulai menyajikan minuman ini sebagai minuman khas lokal yang otentik. Nggak cuma orang tua, anak muda juga mulai suka karena tampilannya cantik dan rasanya unik. Bahkan sering jadi minuman favorit pas acara adat atau festival budaya Betawi.


Cara Menikmati Bir Pletok yang Asik

Mau menikmati minuman ini biar makin seru? Coba beberapa cara ini:

  • Minum hangat sambil nonton hujan, dijamin bikin rileks

  • Sajikan dingin pakai es batu buat sensasi segar dan beda

  • Tambahin madu biar lebih manis dan sehat

  • Sajikan di gelas cantik pas kumpul keluarga atau tamu

Nggak heran kalau minuman ini makin populer dan cocok jadi alternatif minuman sehat sehari-hari.


Kenapa Kamu Harus Coba Bir Pletok?

Kalau kamu belum pernah coba, sekarang saatnya. Bir pletok bukan cuma minuman biasa, tapi juga bagian dari warisan budaya Betawi yang perlu dilestarikan. Selain rasanya enak dan menyehatkan, minuman ini juga jadi simbol kreativitas orang Indonesia dalam menciptakan sesuatu yang sehat dan unik dari bahan alami.

Dengan mencoba minuman ini, kamu ikut mendukung produk lokal, menjaga budaya, dan tentunya kasih manfaat buat tubuh. Apalagi sekarang makin gampang dapetnya, jadi nggak ada alasan buat nggak coba!


Penutup

Bir pletok adalah bukti kalau minuman tradisional bisa tetap eksis dan relevan di zaman sekarang. Tanpa alkohol, kaya manfaat, dan punya cita rasa khas yang susah dilupakan. Jadi, yuk, cobain minuman ini hari ini juga!

slot depo 5k

spaceman slot