Sekilas tentang Meuseukat
Kalau kamu jalan-jalan ke Aceh, salah satu oleh-oleh yang sering direkomendasikan adalah Meuseukat wisatatpikota.id . Namanya memang nggak seterkenal dodol Garut, tapi soal rasa dan tradisi, kue ini punya tempat istimewa di hati orang Aceh.
Meuseukat adalah sejenis manisan yang teksturnya lembut dan kenyal, berbahan dasar kacang tanah, tepung, gula, dan air. Sekilas memang mirip dodol, tapi kalau udah dicoba, kamu bakal tahu rasanya beda banget!
Bahan dan Cara Bikin yang Unik
Salah satu hal yang bikin kue ini beda adalah bahannya. Kalau dodol biasa pakai ketan dan santan, kue ini justru pakai kacang tanah yang sudah disangrai dan dihaluskan, dicampur dengan tepung terigu, gula, dan sedikit rempah seperti kayu manis dan cengkeh.
Proses masaknya juga nggak main-main. Semua bahan diaduk terus-menerus di atas api kecil, sampai mengental dan bisa dicetak. Biasanya dicetak di atas nampan besar, lalu dipotong-potong kotak kecil.
Teksturnya kenyal, tapi nggak lengket di gigi. Rasanya manis legit dengan aroma kacang yang khas—bikin siapa aja yang coba pasti nambah!
Filosofi di Balik Rasa Manisnya
Meuseukat bukan cuma camilan biasa. Di Aceh, manisan ini punya makna khusus. Biasanya disajikan dalam acara pernikahan, tunangan, atau sebagai oleh-oleh saat menyambut tamu penting.
Rasa manisnya dianggap sebagai simbol harapan agar hubungan yang terjalin juga manis, harmonis, dan langgeng. Karena itu, kue ini juga disebut “manisan cinta” oleh sebagian masyarakat Aceh.
Tradisi ini masih dijaga sampai sekarang. Bahkan, dalam beberapa keluarga, resep meuseukat diwariskan turun-temurun.
Mirip Dodol, Tapi Tetap Punya Ciri Khas
Kalau dilihat sepintas, kamu mungkin ngira meuseukat itu dodol biasa. Tapi coba kamu perhatikan baik-baik, ada beberapa perbedaan yang bikin kue ini punya ciri khas:
-
Bahan Utama: Meuseukat pakai kacang tanah, sedangkan dodol umumnya pakai ketan dan santan.
-
Rasa: Meuseukat punya rasa kacang yang kuat dan aroma rempah yang khas.
-
Tekstur: Lebih lembut dan padat, tapi nggak se-lengket dodol.
-
Tampilan: Biasanya dicetak lebih tipis dan dipotong rapi, bahkan dibungkus satu per satu.
Jadi meskipun mirip dodol, meuseukat tetap punya identitas sendiri yang bikin orang Aceh bangga.
Oleh-Oleh Khas yang Mulai Langka
Sayangnya, meskipun enak dan bersejarah, Meuseukat mulai jarang ditemukan. Hanya beberapa toko oleh-oleh di Banda Aceh atau daerah Pidie yang masih memproduksinya secara tradisional.
Alasannya sederhana—proses pembuatannya butuh waktu dan tenaga. Di zaman serba cepat ini, banyak orang lebih memilih jajanan modern. Tapi untungnya, masih ada UMKM lokal yang tetap setia memproduksi kue ini dan menjualnya secara online juga.
Kalau kamu pencinta kuliner tradisional, jangan lupa cari Meuseukat pas berkunjung ke Aceh. Atau kamu juga bisa beli lewat toko oleh-oleh Aceh di e-commerce.
Cara Menikmati Meuseukat
Meuseukat cocok banget jadi camilan sore sambil minum teh atau kopi. Karena rasanya manis, kamu juga bisa padukan dengan minuman pahit seperti kopi arabika Gayo biar lebih seimbang.
Selain itu, kue ini juga tahan lama kalau disimpan dengan baik. Bungkusannya biasanya pakai plastik atau kertas minyak, jadi bisa dibawa sebagai oleh-oleh tanpa takut basi.
Kalau kamu kreatif, kue ini juga bisa dijadikan topping untuk kue atau dessert modern. Rasanya tetap cocok dan bisa jadi twist yang unik!
Yuk, Lestarikan Makanan Tradisional!
Meuseukat bukan cuma makanan enak, tapi juga bagian dari identitas budaya Aceh. Di balik rasanya yang manis, ada nilai-nilai warisan, harapan, dan kebersamaan yang patut dijaga.
Kita bisa bantu melestarikannya dengan cara simpel, seperti:
-
Membeli produk kue ini dari pengrajin lokal
-
Mengenalkan kue ini ke teman atau keluarga
-
Membagikan cerita dan informasi tentang Meuseukat di media sosial
Dengan begitu, Meuseukat bisa tetap eksis dan nggak dilupakan generasi mendatang.
Penutup: Manisan Lokal, Rasa Nasional
Meuseukat adalah contoh nyata kalau makanan tradisional Indonesia itu kaya rasa dan makna. Walau mirip dodol, ia punya karakter sendiri yang khas—dari bahan, rasa, sampai tradisi di baliknya.
Jadi, yuk cintai dan lestarikan kuliner lokal seperti Meuseukat. Karena setiap potong manisan ini adalah potongan sejarah dan budaya yang patut kita banggakan.
Tinggalkan Balasan