Siapa yang Nggak Kangen Camilan Legendaris Ini?
Kalau kamu lahir dan besar di Jakarta, pasti nggak asing sama jajanan khas Betawi yang satu ini. Kue Pancong yang udah ada sejak dulu banget ini biasa dijual di depan sekolah atau lewat gerobak keliling. Wanginya khas, rasanya gurih manis, dan teksturnya lembut tapi agak crispy di pinggiran. Nostalgia banget, ya?
Asal Usulnya, Bukan Sekadar Camilan Biasa
Makanan tradisional ini sebenarnya punya banyak nama di berbagai daerah. Di Jakarta dikenal dengan nama yang sudah sangat melekat, sementara di daerah lain disebut bandros atau gandos. Meski beda sebutan, bahan dasarnya hampir sama: tepung beras, kelapa parut, santan, dan sedikit garam.
Yang bikin unik adalah proses memasaknya. Adonan dimasak dengan cetakan khusus mirip cetakan pukis. Tapi, rasa gurih dari kelapa dan santan lebih dominan dibanding rasa manisnya.
Rasa Klasik yang Selalu Bikin Kangen
Di tengah maraknya makanan kekinian, Kue Pancong tetap punya tempat khusus di hati banyak orang. Sederhana tapi nagih—itulah daya tarik utamanya.
Biasanya, camilan ini disajikan dalam keadaan hangat, ditaburi gula pasir di atasnya. Gula yang sedikit meleleh karena panasnya, menambah sensasi manis yang pas banget. Nikmatnya maksimal kalau disantap sore hari sambil ngopi atau ngeteh.
Versi Kekinian: Naik Kelas Tapi Tetap Otentik
Sekarang sudah banyak versi modernnya. Ada yang diberi topping coklat, keju, greentea, sampai red velvet. Bahkan beberapa kafe menjadikan sajian ini sebagai menu andalan.
Meski begitu, versi klasik tetap jadi favorit. Rasa aslinya yang gurih manis memang punya pesona tersendiri—nggak perlu banyak tambahan untuk bikin lidah puas.
Resep Praktis Buat Kamu yang Mau Coba di Rumah
Kalau kamu lagi kangen tapi susah nemu yang jual, tenang aja. Bikin sendiri di rumah juga bisa banget! Ini resepnya:
Bahan:
-
250 gr tepung beras
-
1/2 butir kelapa parut kasar (pilih yang agak muda)
-
400 ml santan kental
-
1/2 sdt garam
Cara Bikin:
-
Campur semua bahan hingga rata, jangan terlalu encer.
-
Panaskan cetakan dan olesi dengan sedikit minyak.
-
Tuang adonan, tutup, masak sekitar 5–7 menit.
-
Angkat, taburi gula pasir, dan siap disajikan!
Gampang, kan? Bisa jadi camilan sore yang hemat tapi tetap nikmat.
Lebih dari Sekadar Cita Rasa
Jajanan tradisional ini bukan cuma soal rasa, tapi juga memori. Banyak yang mengenangnya sebagai bagian dari masa kecil—entah itu jajan sepulang sekolah atau dibikinin nenek di rumah.
Makanan seperti ini membawa cerita, kehangatan, dan kenangan yang nggak tergantikan.
Yuk, Lestarikan Camilan Tradisional!
Di tengah gempuran kuliner modern, kita tetap harus bangga sama makanan khas daerah sendiri. Camilan klasik asal Jakarta ini udah jadi bagian dari budaya Betawi dan identitas kuliner kota.
Jadi, kapan terakhir kali kamu menikmati gurih manis khas yang satu ini? Kalau udah lama banget, yuk cari yang jual atau coba buat sendiri. Siapa tahu, kamu bisa ajak orang rumah buat nostalgia bareng.
Tinggalkan Balasan