Tanjung Pinang pernah mencatat sejarah dengan hadirnya bioskop pertama di pusat perbelanjaan. Bioskop tersebut berlokasi di Mall Tanjung Pinang City Center, yang juga dikenal dengan sebutan TCC. Saat pertama kali dibuka, bioskop ini menjadi pusat hiburan modern yang sangat dinantikan masyarakat.
Bioskop ini menjadi tempat favorit banyak orang untuk menikmati film terbaru. Warga Tanjung Pinang tidak perlu lagi menyeberang ke Batam hanya untuk menonton film. Setiap akhir pekan, bioskop ini selalu ramai dikunjungi oleh keluarga, pasangan muda, hingga pelajar dan mahasiswa.
Sayangnya, kabar kurang menyenangkan datang beberapa waktu lalu. Bioskop pertama di Mall City Center tersebut kini resmi ditutup permanen. Penutupan ini mengejutkan banyak pihak, terutama warga setempat yang sering menghabiskan waktu di sana. Banyak yang tidak menyangka tempat hiburan ini akan berakhir secepat itu.
Dulu Ramai, Kini Sepi
Saat pertama di buka, antusiasme masyarakat sangat tinggi. Ruangan bioskop penuh setiap kali film populer di putar. Tiket sering kali habis terjual, terutama saat film Indonesia dan Hollywood baru rilis. Namun, antusiasme itu perlahan memudar seiring waktu berjalan.
Salah satu penyebab utamanya adalah pandemi COVID-19. Sejak awal pandemi, aktivitas masyarakat mulai terbatas. Bioskop ikut terkena dampaknya. Banyak penonton yang mulai enggan datang ke tempat umum, termasuk bioskop. Mereka lebih memilih menonton dari rumah melalui layanan streaming.
Setelah pandemi mereda, bioskop kembali beroperasi. Sayangnya, jumlah penonton tidak kunjung kembali seperti dulu. Masyarakat tampaknya sudah terbiasa dengan platform digital. Kebiasaan menonton film di rumah telah menggantikan kunjungan ke bioskop. Hal ini membuat pemasukan bioskop menurun drastis.
Persaingan Hiburan Digital
Di era serba digital seperti sekarang, bioskop menghadapi tantangan besar. Layanan streaming seperti Netflix, Disney+, dan Prime Video semakin populer. Orang-orang bisa menikmati film kapan saja tanpa harus keluar rumah. Harga langganan streaming juga lebih murah di banding tiket bioskop.
Tak hanya itu, banyak film kini tayang lebih cepat di platform digital. Bahkan beberapa film langsung di rilis secara eksklusif di layanan streaming. Fenomena ini semakin membuat bioskop kehilangan daya tariknya. Terutama di kota-kota kecil seperti Tanjung Pinang, di mana pilihan hiburan terbatas.
Selain itu, kondisi pusat perbelanjaan juga ikut memengaruhi. Mall City Center tidak seramai dulu. Banyak tenant lain juga tutup atau pindah lokasi. Pengunjung mall semakin sedikit, dan hal ini berdampak pada bioskop di dalamnya. Tanpa lalu lintas pengunjung yang stabil, sulit bagi bisnis seperti bioskop bertahan.
Reaksi Warga Tanjung Pinang
Banyak warga merasa sedih atas penutupan bioskop ini. Tempat tersebut menyimpan banyak kenangan. Ada yang datang menonton film pertama bersama pasangan. Ada juga yang merayakan ulang tahun dengan menonton bersama teman-teman. Semua momen itu kini hanya tinggal kenangan.
Warga berharap akan ada bioskop baru yang di buka di tempat lain. Terutama bioskop yang bisa mengikuti perkembangan zaman. Misalnya, bioskop yang di lengkapi dengan teknologi terbaru dan menawarkan kenyamanan lebih baik. Meskipun layanan streaming terus berkembang, bioskop tetap punya tempat tersendiri di hati masyarakat.
Ada juga yang menyayangkan kurangnya dukungan dari pengelola mall. Banyak yang menilai seharusnya ada promosi lebih gencar untuk menarik penonton. Kerja sama antara tenant dan manajemen mall bisa membantu mencegah penurunan pengunjung. Sayangnya, hal itu tidak berjalan dengan baik.
Harapan untuk Masa Depan
Penutupan bioskop ini menjadi pelajaran penting. Dunia hiburan harus cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Bioskop tidak bisa hanya mengandalkan film saja. Mereka perlu menawarkan pengalaman yang berbeda dari menonton di rumah.
Beberapa kota lain sudah mulai menerapkan konsep bioskop premium. Seperti tempat duduk yang lebih nyaman, layar ultra besar, hingga layanan makanan eksklusif. Jika konsep ini di terapkan di Tanjung Pinang, mungkin bisa menarik minat masyarakat lagi.
Mall City Center juga harus berinovasi untuk menarik pengunjung. Mall tidak hanya sebagai tempat belanja, tapi juga sebagai tempat rekreasi keluarga. Jika fasilitas lengkap dan menarik, maka bioskop pun bisa berkembang lebih baik.
Meski bioskop pertama di mall ini sudah tutup, harapan masih ada. Kota Tanjung Pinang terus berkembang. Penduduknya juga semakin terbuka dengan hiburan modern. Siapa tahu, di masa depan akan hadir bioskop baru yang lebih segar dan sesuai kebutuhan masyarakat.