Tag: jajanan tradisional

Kue Cucur: Manisnya Tradisi dari Dapur Betawi

Anda Mau Tau Asal Nama Kue Cucur?, Mari Kita Bahas

Kue Cucur, Jajanan Manis yang Selalu Bikin Kangen

Kalau ngomongin jajanan tradisional Betawi, rasanya kurang lengkap tanpa menyebut kue cucur. Kue kecil yang punya bentuk unik ini selalu jadi favorit buat banyak orang, apalagi kalau dicicipi pas masih hangat. Rasanya yang manis legit dan teksturnya yang empuk di tengah tapi agak renyah di pinggir bikin kue cucur jadi camilan yang susah dilupakan.


Asal Usul Kue Cucur dari Betawi

Kue cucur udah ada sejak lama di masyarakat Betawi. Biasanya kue ini disajikan saat acara keluarga, hajatan, atau saat ngopi sore di kampung. Kue cucur sendiri sebenarnya bukan cuma ada di Betawi, tapi juga ada di berbagai daerah di Indonesia dengan sedikit variasi.

Yang bikin cucur khas Betawi berbeda adalah penggunaan gula merah yang memberikan warna cokelat keemasan dan rasa manis yang alami. Resep turun-temurun ini terus dilestarikan sampai sekarang.


Ciri Khas Kue Cucur Betawi

Kalau kamu perhatikan, cucur punya bentuk yang seperti bunga dengan bagian tengah yang agak tebal dan pinggiran yang tipis serta renyah. Tekstur ini jadi ciri khas cucur yang asli.

Selain itu, aroma gula merah dan sedikit wangi pandan sering menyertai cucur Betawi, membuatnya makin menggoda untuk dicicipi. Biasanya, kue ini dibuat dari campuran tepung beras, gula merah, santan, dan sedikit tepung terigu.


Cara Membuat Cucur yang Praktis dan Lezat

Kalau kamu penasaran dan mau coba bikin sendiri di rumah, ini resep gampangnya:

Bahan:

  • 250 gr tepung beras

  • 50 gr tepung terigu

  • 200 gr gula merah, serut halus

  • 400 ml santan

  • 1 lembar daun pandan, ikat simpul

  • Minyak goreng secukupnya

Cara Membuat:

  1. Campur tepung beras dan terigu dalam wadah.

  2. Didihkan santan bersama gula merah dan daun pandan sampai gula larut, lalu saring.

  3. Tuang santan ke campuran tepung sedikit-sedikit sambil diaduk sampai rata dan agak encer.

  4. Panaskan minyak dalam wajan datar yang agak lebar.

  5. Tuang satu sendok sayur adonan ke minyak panas, goreng dengan api sedang.

  6. Tunggu sampai pinggiran kue berubah warna kecokelatan dan bagian tengah mengembang.

  7. Angkat dan tiriskan.

Mudah banget kan? Cucur siap dinikmati hangat-hangat.


Kue Cucur sebagai Bagian Tradisi dan Kenangan

Buat banyak orang Betawi, cucur bukan cuma soal rasa, tapi juga soal kenangan. Kue ini sering muncul di acara adat atau kumpul keluarga. Membuat dan menyantap cucur sama seperti menyambung tradisi dan menjaga warisan budaya.

Bahkan, saat ini banyak komunitas dan generasi muda yang mulai melirik cucur sebagai warisan kuliner yang harus dilestarikan.


Variasi dan Modernisasi Kue Cucur

Meski punya resep klasik yang legendaris, cucur juga mulai dimodifikasi agar lebih modern. Ada yang menambahkan topping keju, cokelat, atau bahkan rasa pandan yang lebih kuat.

Tapi tetap saja, cucur asli dengan manis alami gula merah dan wangi pandan klasiknya selalu jadi favorit utama.


Penutup: Yuk, Lestarikan Kue Cucur Betawi!

Kalau kamu belum pernah coba cucur, wajib banget deh. Selain rasanya yang enak, kue ini juga menyimpan cerita dan tradisi yang penting dari Betawi.

Bikin sendiri di rumah juga seru dan bisa jadi momen hangat bareng keluarga. Yuk, lestarikan jajanan tradisional kita supaya nggak hilang dimakan zaman!

Kerak Telor: Jejak Gurih di Tengah Hiruk-Pikuk Jakarta

Anak Pasti Suka: Kerak Telur

Kenalan Dulu Yuk Sama Kerak Telor

Siapa sih yang nggak kenal kerak telor ? Makanan khas Betawi ini udah ada dari zaman dulu banget. Biasanya muncul pas acara-acara budaya seperti Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau di tempat-tempat wisata sejarah kayak Kota Tua. Bentuknya mirip omelet, tapi isinya lebih “nendang”! Campuran beras ketan, telur bebek atau ayam, ebi, dan kelapa sangrai jadi satu kesatuan rasa yang gurih dan harum banget.

Asal-Usul yang Kental Sama Budaya Betawi

Kuliner ini bukan cuma sekadar makanan, tapi juga bagian dari sejarah Betawi. Dulu makanan ini sering disajikan buat orang-orang Belanda zaman kolonial. Tapi seiring waktu, makanan ini malah jadi simbol kuliner rakyat. Nggak heran kalau sampai sekarang banyak orang tua yang cerita, “Dulu zaman kecil, makan kerak telor itu spesial banget.”

Yang bikin unik, cara masaknya juga masih tradisional banget. Nggak pake kompor gas, tapi pakai anglo dan arang. Khas banget, deh!

Cita Rasa Gurih yang Sulit Dilupain

Kalau ngomongin rasa, makanan khas ini tuh punya ciri khas yang beda dari yang lain. Ketan yang lembut, dipadu sama telur bebek gurih, ebi yang wangi, dan kelapa sangrai yang kriuk. Semuanya disatuin di atas wajan kecil, dimasak sampe bagian bawahnya agak gosong dikit—justru itu yang bikin enak banget!

Makanan ini juga nggak pake bahan pengawet atau MSG. Jadi cocok buat kamu yang lagi cari camilan tradisional tapi tetep sehat.

Dimana Bisa Ditemuin? Nggak Cuma di PRJ!

Meskipun sekarang udah jarang, tapi kamu masih bisa nemuin abang-abang kerak telor di beberapa tempat, kok. Contohnya di Monas, Kota Tua, Setu Babakan, atau di acara festival kuliner. Harganya juga masih ramah di kantong, biasanya mulai dari Rp15.000 sampai Rp30.000 tergantung pakai telur ayam atau bebek.

Buat kamu yang pengen coba bikin sendiri di rumah, sekarang udah banyak resep kerak telor simpel di YouTube juga. Tapi tetap sih, sensasinya beda kalau beli langsung dari abangnya!

Tantangan Kerak Telor di Era Modern

Sayangnya, makin ke sini, eksistensi jajanan ini mulai meredup. Banyak anak muda yang mungkin belum pernah coba atau bahkan nggak tahu makanan ini. Padahal ini bagian dari warisan budaya kita, lho.

Selain itu, makin sedikit yang mau jadi penjual kuliner ini karena prosesnya cukup rumit dan harus sabar. Padahal kalau dikelola dengan baik, bisa banget jadi peluang bisnis kuliner yang menjanjikan.

Yuk, Ikut Lestarikan Kuliner Lokal Kita

Sebagai warga Jakarta atau bahkan warga Indonesia, kita bisa bantu lestarikan kerak telor dengan cara-cara kecil tapi bermakna. Misalnya:

  • Beli dari pedagang kerak telor lokal

  • Ajak teman-teman buat nyobain

  • Share pengalaman makan kerak telor di sosial media

  • Ikut dukung acara kuliner tradisional

Dengan begitu, kuliner ini bisa terus hidup dan dikenal generasi baru.

Kesimpulan: Gurihnya Bukan Sekadar Rasa, Tapi Cerita

Kerak telor bukan cuma soal rasa, tapi juga tentang kenangan, budaya, dan identitas. Di tengah kota Jakarta yang sibuk dan terus berubah, jajanan ini jadi pengingat bahwa kita masih punya warisan kuliner yang harus dijaga.

Jadi, kalau lain kali kamu lihat abang-abang kerak telor di pinggir jalan, jangan ragu buat mampir. Siapa tahu, gigitan pertama bisa bawa kamu nostalgia ke masa lalu yang sederhana tapi hangat.

Surabi: Jajanan Tradisional Bandung yang Tak Lekang oleh Waktu

3 Resep Serabi, Jajan Pasar Murah Meriah Buat Camilan Tanggal Tua

Kenalan Yuk Sama Surabi, Si Camilan Legendaris

Kalau ngomongin jajanan khas Bandung, makanan ini pasti jadi salah satu yang paling sering disebut. Hidangan tradisional ini sudah ada sejak zaman dulu banget, dan sampai sekarang masih bertahan bahkan makin banyak penggemarnya.

Surabi adalah semacam pancake khas Sunda yang terbuat dari adonan tepung beras dan santan, dimasak di atas tungku kecil dari tanah liat. Dulu, pilihan rasanya hanya polos dan oncom. Tapi sekarang? Pilihan toppingnya sudah makin banyak dan kekinian banget!

Dari Sarapan Sampai Nongkrong, Selalu Cocok

Camilan ini fleksibel banget. Mau dimakan pagi buat sarapan, sore-sore pas hujan turun, atau malam sambil nongkrong bareng teman juga pas. Teksturnya lembut di dalam, agak renyah di luar, dan aroma bakarnya itu lho—bikin ngiler!

Apalagi kalau ditambah topping kekinian seperti keju, cokelat, durian, sampai smoked beef. Tapi buat yang suka versi klasik, surabi oncom masih jadi primadona.

Asal-Usul Surabi: Sederhana Tapi Penuh Makna

Hidangan ini berasal dari daerah Sunda, terutama populer di Bandung dan sekitarnya. Orang tua dulu sering menyajikan makanan ini di acara keluarga atau syukuran. Cara masaknya unik, memakai cetakan tanah liat dan tungku bara api, sehingga rasanya khas dan berbeda dari pancake biasa.

Yang bikin spesial, walaupun zaman makin modern, banyak penjual tetap mempertahankan cara masak tradisional ini. Itu sebabnya cita rasanya tetap otentik sampai sekarang.

Variasi Rasa: Tradisional Sampai Kekinian

Dulu hanya ada dua rasa, sekarang kamu bisa menemukan puluhan varian rasa kreatif dan menggoda, seperti:

  • Oncom – rasa gurih khas tradisional

  • Kinca – manis legit dengan kuah gula merah

  • Cokelat Keju – favorit anak muda

  • Durian – wangi dan lumer di mulut

  • Telur Kornet – versi gurih modern

Kreativitas ini membuat camilan tradisional ini tidak pernah ketinggalan zaman.

Cara Membuat Sendiri di Rumah? Bisa Banget!

Kalau kamu tinggal di luar Bandung dan kangen makanan ini, kamu bisa buat sendiri dengan bahan sederhana. Berikut resep dasarnya:

Bahan-bahan:

  • 250 gr tepung beras

  • 300 ml santan

  • 1/2 sdt garam

  • 1 sdm gula (untuk rasa manis)

  • Topping sesuai selera (keju, cokelat, kinca, dll)

Cara membuat:

  1. Campur tepung beras, santan, garam, dan gula, aduk rata.

  2. Panaskan wajan kecil atau cetakan (teflon juga bisa).

  3. Tuang adonan, masak dengan api kecil sampai permukaan berlubang-lubang.

  4. Tutup dan masak sampai matang.

  5. Tambahkan topping favorit, siap disajikan!

Dalam Dunia Kuliner Modern

Sekarang, banyak kafe dan kedai modern yang menyajikan makanan ini dengan tampilan menarik dan Instagramable. Namun, nilai tradisional tetap dijaga. Camilan ini sudah naik kelas menjadi dessert yang bisa bersaing dengan sajian modern lainnya.

Ada juga yang menjadikan camilan ini sebagai oleh-oleh khas Bandung. Beberapa toko menjual versi frozen yang bisa dikirim ke luar kota. Praktis banget, kan?

Kenapa Layak Jadi Favorit?

Selain enak dan variatif, makanan ini juga ramah di kantong. Harga satuannya berkisar antara Rp5.000 sampai Rp15.000 tergantung topping. Jadi cocok untuk semua kalangan—dari anak sekolah sampai orang tua.

Makan camilan ini juga memberi sensasi nostalgia tersendiri, seperti dibawa balik ke masa kecil, apalagi kalau dinikmati sambil ngeteh atau ngopi.

Yuk, Lestarikan Jajanan Tradisional Kita

Walaupun banyak makanan modern bermunculan, kita harus bangga dan melestarikan kuliner tradisional seperti ini. Jangan sampai anak cucu kita tidak kenal dengan warisan budaya ini.

Cobain, ajak teman, dan kenalkan makanan legendaris ini ke orang-orang di sekitarmu. Karena kuliner tradisional bukan hanya soal rasa, tapi juga bagian dari budaya yang patut dijaga.

Lumpia Semarang: Gigitan Kecil, Warisan Besar

Resep Lumpia Khas Semarang, Rasa Autentiknya Bikin Ketagihan

Kudapan Kecil Penuh Cerita

Kalau ke Semarang, rasanya belum sah kalau belum nyicip lumpia. Kudapan ini kelihatannya sederhana: kulit tipis renyah berisi tumisan rebung, telur, dan kadang udang atau ayam. Tapi di balik gigitan kecilnya, tersimpan sejarah panjang yang bikin lumpia jadi ikon kota ini. Bukan cuma camilan, tapi juga simbol perpaduan budaya.


Sejarah: Perpaduan Rasa Tionghoa dan Jawa

Lumpia pertama kali muncul di Semarang dari hasil pertemuan dua budaya: Tionghoa dan Jawa. Konon, seorang keturunan Tionghoa yang ahli membuat spring roll bertemu dengan warga lokal yang suka masakan manis dan gurih. Dari situ, tercipta lumpia dengan cita rasa unik: rebung yang diolah bersama bumbu khas Jawa, dibungkus kulit tipis ala Tionghoa. Warisan ini bertahan sampai sekarang, bahkan jadi oleh-oleh wajib.


Kenapa Rebung Jadi Primadona

Bahan utama lumpia adalah rebung, alias tunas muda bambu. Banyak orang awalnya ragu karena aroma khas rebung yang cukup tajam. Tapi di tangan penjual lumpia, rebung diolah dengan teknik khusus: direbus berulang kali untuk menghilangkan bau, lalu ditumis dengan bumbu gurih-manis sampai empuk. Hasilnya? Aroma harum dan rasa yang bikin nagih.


Lumpia Goreng vs Lumpia Basah

Kalau beli lumpia di Semarang, biasanya ada dua pilihan: goreng atau basah.

  • Lumpia goreng punya kulit garing keemasan yang kriuk saat digigit. Cocok buat yang suka tekstur renyah.

  • Lumpia basah punya kulit lembut, biasanya disajikan hangat dengan rasa isi yang lebih “juicy”.
    Keduanya enak, tinggal pilih sesuai selera. Bahkan, banyak orang beli dua-duanya biar puas.


Pelengkap yang Wajib Ada

Lumpia biasanya disajikan dengan pelengkap sederhana tapi penting: saus kental berwarna cokelat manis, acar timun segar, dan daun bawang mentah. Sausnya memberikan rasa manis gurih, acar timun memberikan kesegaran, dan daun bawang memberi aroma tajam yang bikin rasa lumpia semakin kaya. Makan lumpia tanpa pelengkap rasanya kurang lengkap.


Tempat Berburu Lumpia di Semarang

Di Semarang, ada beberapa penjual lumpia yang sudah melegenda, seperti Lumpia Gang Lombok yang konon sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Selain itu, ada banyak toko dan gerobak yang menawarkan lumpia dengan cita rasa khas masing-masing. Kalau mau dijadikan oleh-oleh, biasanya penjual sudah menyiapkan kemasan khusus supaya lumpia tetap renyah sampai rumah.


Cara Menikmati Biar Makin Nikmat

Makan lumpia itu gampang, tapi ada trik biar lebih mantap. Pegang lumpia dengan tangan, celupkan sedikit ke saus manis, lalu langsung gigit sambil makan acar timun. Perpaduan hangatnya lumpia, manisnya saus, dan segarnya timun akan bikin gigitan pertama langsung memorable. Kalau mau, bisa tambah cabai rawit buat sensasi pedas.


Bikin Lumpia di Rumah? Bisa Banget!

Kalau kangen lumpia tapi lagi jauh dari Semarang, bikin sendiri juga bisa. Intinya, siapkan kulit lumpia siap pakai, lalu isi dengan tumisan rebung, telur, dan daging sesuai selera. Lipat rapi, goreng sampai kuning keemasan, dan sajikan dengan saus manis. Rahasianya ada di bumbu tumisan rebung yang harus pas: bawang putih, bawang merah, merica, kecap manis, dan sedikit gula.


Lumpia, Bukti Kreativitas Kuliner Indonesia

Lumpia Semarang bukan cuma enak, tapi juga jadi bukti bahwa perpaduan budaya bisa melahirkan kuliner luar biasa. Dari rebung sederhana, lahirlah camilan yang bisa dinikmati semua kalangan, dari anak-anak sampai orang tua. Tak heran kalau lumpia selalu masuk daftar makanan tradisional Indonesia yang wajib dilestarikan.


Kesimpulan
Di balik bentuknya yang sederhana, lumpia Semarang punya cerita panjang, cita rasa khas, dan tempat spesial di hati penikmat kuliner. Sekali coba, biasanya susah untuk berhenti di satu gigitan. Jadi, kalau ada kesempatan ke Semarang, jangan lupa mampir dan bawa pulang beberapa bungkus untuk orang tercinta.

Getuk Magelang: Manisnya Warna-warni Tradisional

Fakta Menarik Getuk Lindri, Jajanan Khas Magelang yang Pernah Jadi Street Food Terenak di Asia Versi CNN - Semua Halaman - Sajian Sedap

Getuk Magelang, Camilan Manis yang Bikin Kangen

Kalau main ke Magelang, selain pemandangan gunungnya yang keren, ada satu hal yang wajib dicoba: getuk. Camilan ini punya rasa manis legit, tekstur lembut, dan warna-warni yang cantik. Buat warga Magelang, getuk udah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari, entah sebagai teman minum teh sore atau suguhan saat ada tamu datang.


Asal Usul Getuk yang Sederhana Tapi Berkesan

Getuk lahir dari kreativitas masyarakat Jawa yang memanfaatkan singkong sebagai bahan utama. Dulu, singkong banyak ditanam karena mudah dibudidayakan dan murah. Untuk bikin rasanya lebih nikmat, singkong direbus lalu dihaluskan, dicampur gula, dan dibentuk cantik. Dari sinilah getuk mulai dikenal, dan Magelang jadi salah satu kota yang mempopulerkannya.

Resep Getuk Lindri: Kreasi Tradisional dengan Cita Rasa Lembut dan Manis


Kenapa Getuk Magelang Berbeda dari Getuk Lainnya?

Meski di daerah lain juga ada getuk, versi Magelang punya ciri khas yang bikin dia istimewa.

  1. Warna-warni cantik – biasanya ada kombinasi putih, merah muda, dan hijau yang menggoda mata.

  2. Taburan kelapa parut – bikin rasa gurihnya seimbang dengan manisnya singkong.

  3. Tekstur halus – karena diolah dengan telaten, hasilnya lembut dan gampang dikunyah.


Proses Membuat Getuk yang Penuh Kesabaran

Bikin getuk nggak bisa buru-buru. Singkong harus direbus sampai empuk, lalu dihaluskan selagi hangat supaya teksturnya halus. Gula merah atau gula pasir ditambahkan sesuai selera manis. Setelah itu adonan dibagi jadi beberapa bagian dan diberi pewarna alami, seperti daun pandan untuk hijau atau ubi ungu untuk warna ungu alami. Terakhir, adonan disusun rapi, dipotong, dan ditaburi kelapa parut.

3 Jenis Getuk di Magelang, Ada yang Bisa Dibawa untuk Oleh-oleh


Getuk Goreng vs Getuk Basah

Di Magelang, kamu bisa menemukan beberapa varian getuk:

  • Getuk Basah – getuk yang langsung dimakan setelah dibuat, rasanya lembut dan segar.

  • Getuk Goreng – getuk yang digoreng sehingga bagian luarnya renyah tapi dalamnya tetap lembut, biasanya punya rasa manis gurih yang unik.


Getuk Sebagai Oleh-oleh Khas Magelang

Banyak wisatawan yang menjadikan getuk sebagai oleh-oleh. Selain harganya terjangkau, getuk juga punya kemasan cantik dan tahan cukup lama, terutama kalau jenisnya getuk kering atau getuk goreng. Di sepanjang jalan menuju Magelang, banyak toko oleh-oleh yang memajang getuk berwarna-warni di etalase mereka.


Filosofi di Balik Sederhananya Getuk

Bagi orang Jawa, getuk bukan cuma camilan. Kesederhanaannya menggambarkan kehidupan yang apa adanya tapi tetap indah. Warna-warni getuk juga dianggap sebagai simbol keragaman yang berpadu harmonis. Makanya, banyak acara adat atau kumpul keluarga yang nggak lengkap tanpa suguhan getuk.


Tips Menikmati Getuk Biar Lebih Mantap

Supaya sensasi makan getuk makin nikmat, coba cara ini:

  1. Makan selagi segar – terutama getuk basah, supaya kelapa parutnya masih harum.

  2. Simpan di tempat sejuk – biar tahan lebih lama dan tetap lembut.

  3. Padukan dengan teh atau kopi – rasa manis getuk berpadu pas dengan minuman hangat.


Penutup: Manisnya Tradisi yang Tak Lekang Waktu

Getuk Magelang adalah bukti kalau camilan sederhana bisa jadi warisan kuliner yang membanggakan. Setiap gigitan membawa rasa manis yang bikin senyum, sekaligus cerita panjang tentang tradisi dan kesederhanaan masyarakat Jawa. Jadi, kalau kamu ke Magelang, jangan pulang sebelum bawa pulang manisnya warna-warni tradisional ini.

Otak Otak Tanjung Pinang Makanan Khas Chinese Pesisir Pantai

Tanjung Pinang tidak hanya terkenal sebagai ibu kota Kepulauan Riau, tetapi juga sebagai surga kuliner yang menggoda selera. Salah satu sajian legendaris yang wajib dicoba saat berkunjung ke kota pesisir ini adalah Otak Otak Tanjung Pinang, makanan khas yang berasal dari pengaruh budaya Chinese peranakan pesisir yang telah membaur dengan budaya lokal sejak ratusan tahun lalu.


Asal-Usul dan Pengaruh Budaya Chinese

Otak otak di Tanjung Pinang berkembang dari tradisi kuliner Tionghoa yang datang melalui para perantau dari Cina Selatan, khususnya komunitas Hokkien dan Teochew yang menetap di sepanjang pesisir Sumatera dan Kepulauan Riau.

Bahan dasar utamanya adalah ikan tenggiri yang dihaluskan, dicampur dengan santan, rempah, dan daun bawang, lalu dibungkus daun pisang dan dibakar. Meskipun otak-otak juga di temukan di daerah lain seperti Palembang atau Kalimantan, ciri khas otak-otak Tanjung Pinang terletak pada tekstur yang lebih lembut dan aroma daun pisang yang lebih terasa.


Cita Rasa yang Unik dan Menggoda

Cita rasa otak-otak Tanjung Pinang sangat khas—gurih, sedikit manis, dengan aroma bakar yang menggoda. Penyajiannya biasanya di temani sambal kacang khas atau cuka pedas manis, serta lontong atau nasi hangat.

Setiap gigitan menghadirkan rasa laut yang segar, berpadu dengan kelezatan rempah yang tidak terlalu tajam, membuat makanan ini di gemari lintas usia dan budaya.


Variasi dan Inovasi Rasa

Kini, otak-otak Tanjung Pinang hadir dalam berbagai variasi:

  • Otak-otak bakar tradisional – paling populer dan di jajakan di pinggir jalan

  • Otak-otak goreng – di sajikan lebih renyah, cocok sebagai camilan

  • Otak-otak isi keju atau pedas – inovasi baru untuk generasi muda

  • Otak-otak frozen – bisa anda beli untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh

Banyak produsen rumahan hingga UMKM di Tanjung Pinang yang menjual otak-otak dalam bentuk kemasan, baik siap santap maupun siap masak.


Tempat Terbaik untuk Menikmati Otak-Otak

Beberapa tempat terkenal di Tanjung Pinang yang menjual otak-otak lezat:

  • Pasar Ikan Lama & Akau Potong Lembu
    Tempat wisata kuliner malam yang penuh dengan aroma otak-otak bakar.

  • Otak-Otak Amui
    Salah satu merek legendaris di Tanjung Pinang yang telah berdiri sejak puluhan tahun.

  • Oleh-oleh Khas Melayu Tanjung Pinang
    Tersedia dalam bentuk kemasan, cocok untuk dibawa sebagai buah tangan.


Warisan Budaya Pesisir yang Patut Di lestarikan

Lebih dari sekadar makanan, otak otak Tanjung Pinang adalah simbol akulturasi budaya. Pengaruh Chinese yang berpadu dengan gaya hidup masyarakat Melayu pesisir telah melahirkan kuliner yang unik dan tak lekang oleh waktu.

Dengan meningkatnya popularitas kuliner lokal, otak-otak kini tidak hanya di sukai warga lokal tetapi juga wisatawan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara.


Kesimpulan

Jika Anda mencari oleh-oleh lezat atau ingin menikmati sajian khas yang mengandung nilai sejarah dan budaya, otak-otak Tanjung Pinang adalah pilihan sempurna. Harganya terjangkau, rasanya lezat, dan mudah anda temukan di berbagai sudut kota. Jangan lewatkan kesempatan mencicipi makanan khas Chinese pesisir ini saat berkunjung ke Tanjung Pinang.

slot depo 5k